SATELITNEWS.COM, SERANG–Angka capaian hasil penanganan stunting di Kota Serang masih belum pasti. Hal itu dikarenakan ada dua versi data yang menjadi acuan Pemkot dalam melihat hasil capaian kinerjanya dalam penanganan stunting.
Data pertama yang menjadi acuan adalah Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) yang digunakan secara resmi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Berdasarkan data tersebut, prevalensi stunting di Kota Serang pada tahun 2022 berada di angka 23,8 persen dari jumlah penduduk yang mencapai 721.000 ribu jiwa.
Sementara berdasarkan data di daerah hasil studi dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) angka stunting di Kota Serang hanya berada di angka 4,32 persen.
“Jadi ada perbedaan yang cukup jauh antara data pusat dan daerah,” kata Wali Kota Serang Syafruddin, Jumat (4/1/2023) kemarin.
Untuk diketahui, target penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2024 yang harus dicapai adalah sebesar 14 persen. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 menunjukkan prevalensi stunting secara nasional berada di angka 24,4 persen.
Meski mengklaim capaian angkat stunting di Kota Serang sudah mencapai 4,32 persen, namun Syafruddin mengaku optimis pada tahun 2024 nanti Pemkot Serang bisa mencapai target yang diharapkan oleh Presiden Jokowi tersebut.
“Kita optimis tahun 2024 nanti bisa di bawah 5 persen,” pungkasnya.
Diakui Syafruddin, beberapa kendala yang dihadapinya dalam penanganan stunting di Kota Serang itu diantaranya pola hidup masyarakat. Kesadaran masyarakat akan menjalani pola hidup sehat sangat minim di beberapa wilayah di Kota Serang.
“Seperti masih banyaknya dolbon, kawasan kumuh dan kurangnya kepedulian terhadap kebersihan,” ujarnya.
Di tengah kondisi kebiasaan masyarakat seperti itu, Syafruddin mengaku pihaknya terus berusaha melakukan berbagai upaya yang direkomendasikan oleh Presiden dalam hal pencegahan terjadinya stunting.
Hal itu dimulai dari calon pasangan pengantin yang terlebih dahulu diberikan edukasi dan pemeriksaan kesehatan, kemudian pemeriksaan setelah hamil dan terus dilakukan pendampingan, sampai lahir dan bayi usia dua tahun.
“Kita berikan edukasi dan pendampingan, serta asupan gizi yang seimbang dan terpenuhi,” ungkapnya.
Asisten bidang Perekonomian dan Pembangunan (Asda II) Kota Serang Yudi Suryadi menambahkan, penanganan stunting ini tidak bisa dilakukan oleh Pemkot semata, butuh peran serta seluruh lapisan masyarakat dan pihak-pihak terkait.
“Maka dari itu, kita akan dorong segala program yang dilakukan dari tingkat Kelurahan sampai Kecamatan yang terfokus dalam rangka penanganan stunting, salah satunya optimalisasi peran dan fungsi Posyandu,” katanya. (mg2)
Diskusi tentang ini post