SATELITNEWS.COM,TANGERANG—Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menggunduli kepala anggota gangster yang dibekuk Kepolisian Resort Kota Tangerang. Tindakan itu dilakukannya dalam kegiatan konferensi pers pengungkapan kasus berandalan motor, gangster, narkotika dan miras di gedung serba guna Puspemkab Tangerang, Senin (6/2).
Konferensi pers yang menghadirkan 18 tersangka itu dilaksanakan seusai deklarasi damai dan antisipasi berandalan motor serta penandatanganan kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten, Polresta Tangerang, Kejari Kabupaten Tangerang, Kodim 0510/Tigaraksa dan MUI Kabupaten Tangerang. Dalam kesempatan itu, salah seorang anggota gangster yang ditangkap dicukup rambutnya oleh Bupati.
Zaki Iskandar menyatakan hukuman cukur rambut hingga gundul hanya dilakukan kepada geng motor atau berandalan yang tidak melakukan tindak kejahatan. Namun apabila ada anggota gangster terlibat tindak pidana seperti tawuran, maka hukumannya langsung ke Polres.
“Buat geng motor, berandalan dan yang berani datang sini, ke Tigaraksa, ke pemda, biar saya gundulin sekalian. Kalau yang coba-coba tawuran, hukumannya bukan digundulin tapi langsung ke Polres,” ucap Zaki ketika menggunduli anggota gangster, kemarin.
Zaki mengungkapkan Kabupaten Tangerang merupakan daerah dengan populasi yang cukup padat. Menurut Bupati generasi anak didik dari SMP sampai SMA bahkan lulusan dari SMA/SMK menghadapi banyak sekali tantangan yang rawan gesekan dan kesalahpahaman.
“Beberapa catatan mengenai aktivitas-aktivitas negatif yang terjadi ini juga sangat menjadi perhatian kita semua, terutama mengenai tawuran, geng motor, gangster, penyalahgunaan narkoba dan minuman keras serta kejahatan lainnya,” ungkapnya.
Bupati meminta kepada semua pihak, mulai dari pemerintah daerah aparat, penegak hukum, ormas sampai ke orang tua untuk aktif bekerjasama dan bertanggung jawab menyikapi perkembangan yang terjadi. Untuk itu, dia berpesan kapada seluruh pelajar jangan sekali-kali ikut-ikutan kegiatan melanggar hukum yang tidak ada manfaatnya.
“Anak-anakku siswa SMA, SMK, yang namanya tindakan mengarah pada urusan pidana itu nggak akan ada faedahnya dan manfaatnya, apalagi buat masa depan kalian. Sekali kalian berurusan dengan urusan pidana tidak ada tempat kerja yang mau menampung dan mempekerjakan kalian,” tegasnya.
Zaki menyatakan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Kabupaten Tangerang maka Pemerintah Daerah bersama Kepolisian Resort Kota Tangerang dan TNI akan melakukan razia di setiap malam.
“Kita akan melakukan razia di setiap malam. Jadi kalau ada kerumunan atau berkelompok pada malam hari akan langsung kita bubarkan,” tegas dia.
Saat disinggung terkait wacana anggota gangster akan dimasukkan ke Ponpes, Zaki mengatakan, bahwa mereka akan dimasukan ke ponpes Polres. Dalam artian akan dimasukan ke dalam sel tahanan.
“Tidak ada, pesantrennya di Polres, ” tegas Bupati.
Wakapolresta Tangerang AKBP Indra Mardiana mengatakan, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin membuat wilayah Tangerang zero geng motor. Karena, gangster ini sangat meresahkan masyarakat. Menurutnya, bukan hal yang mustahil membuat wilayah Kabupaten Tangerang terbebas dari geng motor.
“Zero berandalan bermotor bukan tidak bisa. Insya Allah kita buat kota dan kabupaten zero berandalan bermotor,” kata Indra.
Dia melanjutkan, dari data pemetaan Polresta Tangerang ada sembilan wilayah di Kabupaten Tangerang yang menjadi pengawasan karena terdapat kelompok berandalan motor. Diantaranya, Balaraja, Jayanti, Cisoka, Tigaraksa, Mauk, Rajeg, Pasar Kemis, Cikupa dan Panongan.
“Ada kelompok geng motor di wilayah tersebut diantaranya Tangbar 79, Pokemon, Warmud, Bikini Bottom, All Star, Cisoka Lovers, The Moon, dan masih ada beberapa lainnya,” tuturnya.
Sementara, dilihat dari waktu kejadiannya, Indra menyebut, aksi geng motor di wilayah hukum Polresta Tangerang kerap terjadi di jam rawan mulai pukul 00.00-05.00 WIB. Menurutnya, meski para gangster ini tergolong anak-anak atau masih di bawah umur, namun terkenal sadis dan tidak akan segan untuk melukai musuhnya menggunakan senjata tajam.
“Dengan membawa senjata tajam mereka tidak segan-segan melukai masyarakat yang ditemuinya pada saat konvoi. Para pelaku merupakan anak-anak atau masih di bawah umur,” imbuhnya.
Menurutnya, maraknya aksi geng motor dan tawuran pelajar ini menjadi tanggung jawab semua pihak. Dia pun mengajak pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mencari formula yang tepat untuk menanggulangi aksi berandalan bermotor tersebut.
“Aksi berandalan bermotor bukan suatu kebanggaan, bukan suatu keberhasilan. Kita tidak menyalahkan siapapun dan ini menjadi motivasi kita semua untuk mencari formula terkait pencegahan geng motor ini,” tandasnya. (alfian)
Diskusi tentang ini post