SATELITNEWS.COM, SERANG – Pemprov Banten, dalam waktu dekat akan melakukan vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) terhadap 800 hewan ternak, sasaran di Kabupaten Tangerang yang menjadi daerah pertama ditemukannya kasus LSD.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Distan Provinsi Banten, Ari Mardiana mengatakan, saat ini pihaknya telah menerima sebanyak 800 vaksin dari Pemerintah Pusat. Bantuan vaksinasi tersebut terealisasi lebih sedikit dari pengajuan sebelumnya mencapai 5.000 vaksin.
“Awalnya kita usulkan ke pusat itu 5.000 (vaksin-red), tapi dikasih dulu tahap pertama 800, jadi ini bertahap yang penting ada dulu,” katanya saat ditemui di kantornya, Selasa (14/2/2023).
Maka dari itu, pekan ini pihaknya akan langsung melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak yang ada Provinsi Banten. Vaksinasi dilakukan untuk memberikan imunitas bagi ternak yang sehat agar terhindar dari virus LSD serta menurunkan tingkat kematian dan tingkat kesakitan pada hewan ternak.
“Vaksinasi minggu ini jalan, walaupun memang secara biaya operasional belum ada, ya sudah kalau bisa dilaksanakan minggu ini jangan ditunda, apalagi vaksinnya sudah ada,” ujarnya.
Ia menjelaskan, vaksinasi akan diawali di Kabupaten Tangerang sebagai daerah ditemukannya penyakit LSD, dengan jangkauan dua kilometer dari tempat tersebut. Selanjutnya akan menyebar ke daerah lain yang ada di Provinsi Banten.
“Vaksinasi ini jangkauannya dilakukan yang terdekat dulu, ada dua Kecamatan di Kabupaten Tangerang salah satunya Tigaraksa. Kita selesaikan dulu tahap pertama ini,” terangnya.
Ia menjelaskan, kasus suspek terjangkit penyakit LSD di Banten terus bertambah. berdasarkan laporan yang diterima ada sekitar lima sapi dari kandang yang berbeda, yang mengalami gejala penyakit LSD yakni benjolan kulit seperti cacar.
“Kemarin kita ambil sampel sembilan dan yang terkonfirmasi dua, tapi yang lainnya kita isolasi. Jadi ada di enam kandang yang mengarah kesana (LSD-red),” tuturnya.
Ari menuturkan, sapi yang terkena penyakit LSD tersebut secara kasat mata akan terlihat benjolan di kulit hewan, layaknya terkena cacar.
Namun penyakit tersebut tidak bersifat zoonosis atau menular dari hewan ke manusia, dan masih layak untuk dikonsumsi oleh manusia.
“Sapi itu masih bisa dikonsumsi, tapi kan dengan kondisi seperti itu dan kualitasnya juga berkurang orang yang mau mengkonsumsi pun pastinya berfikir dua kali. Terus kalau mau memanfaatkan kulitnya dengan kondisi itu pun juga pasti tidak mau,” terangnya.
Sebelumnya, Kepala Distan Provinsi Banten, Agus M Tauchid mengatakan, dengan ditemukannya beberapa kasus LSD di Provinsi Banten, maka pihaknya mengirimkan surat edaran ke kabupaten/kota untuk melakukan sosialisasi kepada peternak hewan, guna meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit LSD yang dapat menyebar ke ternak.
“Peternak kemudian beberapa pengusaha sapi yang lewat lalu lintas harus diberikan arahan dan sosialisasi untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap LSD,” paparnya. (mg2)
Diskusi tentang ini post