SATELIT NEWS.COM, KAB SERANG – Demi membahagiakan kedua orang tua, Kepala Bidang Pendataan Penilaian Penetapan pada Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Serang, Pandu Pangestu harus merelakan cita citanya kandas menjadi seorang pesepak bola.
Pandu mengaku diminta oleh orang tua untuk mengabdi kepada negara dan masyarakat sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN). Awal meniti karir menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pandu dahulu masuk di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), di Jatinangor, Jawa Barat.
Pandu bercerita, sebelum menjadi PNS seperti sekarang ini, dulu selepas lulus sekolah menengah atas (SMA) dirinya sangat menginginkan menjadi pesepak bola. Bahkan sejak SMP sudah pernah menjalani sekolah sepak bola.
Hanya saja kala itu, kata Pandu apa yang dicita citakannya itu tidak mendapat dukungan dari orang tua, karena orang tuanya ingin agar anaknya mengikuti keinginan orang tuanya sekolah camat.
Namun kata Pandu dirinya enggan mengikuti keinginan orang tuanya, dan begitu lulus SMA memilih untuk kabur ke Jakarta.”lDi Jakarta saya numpang tinggal di rumah saudara sambil mencari informasi sekolah bola yang bagus, waktu itu sempat di academi Arsenal di Senayan,” kata Pandu, baru-baru ini.
Pandu menuturkan kabur dari rumah kurang lebih mencapai satu bulanan. Kemudian karena dibujuk sang ibu, Pandu pun menyerah dan pulang ke rumah di Baros, Kabupaten Serang.
Sesampainya di rumah, Pandu mengaku belum punya arah tujuan apakah akan sekolah sesuai keinginan orang tuanya atau tidak, karena keinginan hati masih tetap ingin menjadi pesepak bola.
Singkat cerita, saat di kampung halaman sepulang dari Jakarta Pandu kumpul bersama teman temannya untuk bermain sepak bola, saat itu dirinya bertemu dengan salah satu temannya satu komunitas sepak bola, dia adalah anak dari Asda I Pemkab Serang saat ini.
Saat bertemu dengan temannya itu, dirinya diberi formulir pendaftaran STPDN, padahal temannya itu sangat bercita cita masuk STPDN, hanya saja karena kurang usianya sehingga tidak bisa mengikuti seleksi.
“Jadi akhirnya formulir dikasih saya, saya bawa pulang formulirnya dan saya isi, tanpa sepengetahuan orang tua saya daftar sendiri sekitar tahun 2011, begitu tes saya lulus, sampah pantukhir orang tua baru tahu, orang tua juga masih diem saja (marah) bahkan saya disuruh ngojek sama bawa pacul,” katanya.
Setelah mengikuti serangkaian tes Kemudian tak berselang lama dari Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Serang menghubungi ibunya bahwa anaknya dinyatakan lulus masuk STPDN di Jatinangor, Jawa Barat.”Orang tua sempat kaget,” ujarnya.
Pandu mengungkapkan dirinya mengenyam pendidikan di STPDN selama 4 tahun, setelah itu magang di BKD Provinsi, sekitar 2015 menjadi ajudan Pj Bupati Serang Hudaya Latuchonsina, Tak lama dari itu menjadi Ajudan Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah sampai 4 tahun, pada tahun 2019 geser ke Kasubag di Bagian Umum dan Rumah tangga, kemudian mendapat promosi jabatan di Kepala Bidang Pendataan Penilaian Penetapan pada Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Serang.
“Alhamdulillah saya merasa bangga bisa ngebahagiaiin orang tua, bisa ngangkat derajat keluarga dan membukakan jalan buat saudara, sesuai janji kita mengabdi kepada negara dan masyarakat,” ujarnya.
Pria kelahiran 1993 tersebut kini dikaruniai satu orang anak hasil pernikahan dengan perempuan asal Pandeglang. Pandu pun hidup bahagia bersama keluarga dan kedua orang tuanya.(sidik)
Diskusi tentang ini post