SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Meski menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik dari negara-negara G-20 semua pihak harus mewaspadai kemungkinan munculnya badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tahun ini.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, banyak faktor yang memicu PHK sepanjang tahun 2022 dan kemungkinan besar masih berlanjut tahun ini. “Salah satunya krisis global, yang menyebabkan pelambatan ekspor dari Indonesia,” kata Hariyadi.
Untuk diketahui, jumlah PHK tercatat cukup tinggi pada 2022. Jumlahnya hampir mencapai 1 juta orang, atau tepatnya 998.882 orang di Periode Januari-Desember 2022. Jumlah tersebut berdasarkan data dari klaim Jaminan Hari Tua (JHT) di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan per Desember 2022.
Hariyadi mengatakan, resesi global yang terjadi sejak 2022 cukup besar pengaruhnya terhadap perdagangan luar negeri Indonesia. Kondisi tersebut membuat permintaan ekspor produk hasil industri padat karya menurun.
Agar bisa bertahan di tengah penjualan yang menurun, pengusaha harus melakukan efisiensi, salah satunya dengan PHK. “Maka dari itu, sebagian besar pekerja yang di-PHK merupakan pekerja yang perusahaannya berorientasi ekspor,” ungkap Hariyadi.
Selain kondisi global, upah minimum juga jadi faktor lain penyebab banyaknya PHK sepanjang tahun lalu. Hal tersebut dikarenakan upah minimum yang ditentukan pemerintah tidak bisa dipenuhi pemberi kerja. “Akhirnya mereka kembali melakukan efisiensi,” kata Hariyadi.
Menurutnya, meski investasi yang masuk ke Indonesia terus meningkat tiap tahun, bahkan tembus lebih dari Rp 1.200 triliun pada 2022, kondisi itu tidak bisa jadi jaminan serapan tenaga kerja juga tinggi. “Investasi yang masuk lebih banyak padat modal. Kalau yang masuk padat modal, kualitas serapan tenaga kerjanya nggak bagus atau sangat sedikit dibanding padat karya,” tegas Hariyadi.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak menampik adanya gelombang PHK yang saat ini masih terjadi. Namun, dia juga melihat banyaknya kesempatan kerja baru yang tercipta imbas kesuksesan Indonesia melampaui target investasi pada 2022.
“Ada lapangan pekerjaan yang kita ciptakan dari sukses investasi Rp 1.207 triliun tahun lalu. Jumlahnya mencapai 1,3 juta lapangan kerja,” ujar Bahlil. Selain dari investasi, pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) baru juga turut mendongkrak penciptaan lapangan kerja. “Dari sektor UMKM ada kurang lebih sekitar 7 juta potensinya. Jadi, ada yang pergi, banyak juga yang datang,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pencegahan risiko dan potensi PHK bagi pekerja di Indonesia juga menjadi perhatian utama Presiden Jokowi. (rm)
Diskusi tentang ini post