SATELITNEWS.COM, SERANG–Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Sub Divre Serang, menyiapkan cadangan beras sebanyak 3.987 ton, dalam menghadapi bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2023. Sehingga, Bulog memastikan persediaan beras di wilayah Serang aman.
Kepala Seksi (Kasi) Operasional Bulog Sub Divre Serang Muhammad Rizal mengatakan, per tanggal 16 Februari 2023 persediaan atau stok beras di gudang Bulog Serang sebanyak 3.987 ton. Ketersediaan beras tersebut cukup hingga ramadan, bahkan sampai empat bulan ke depan.
“Dengan asumsi rata-rata penyaluran 1.000 ton per bulan, maka stok akan bertahan hingga empat bulan ke depan. Stok beras kami per hari ini sebanyak 3.987 ton, jadi stok beras aman,” kata Rizal, saat dihubungi, Minggu (19/2/2023).
Ribuan ton beras tersebut katanya, untuk memenuhi kebutuhan di sejumlah pasar di tiga daerah. Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon, dengan rata-rata penyaluran secara keseluruhan sebanyak 1.000 ton beras setiap bulan.
“Jadi per bulan, kami salurkan 1.000 ton beras, artinya ketersediaan beras aman,” ucapnya.
Sementara, untuk penyerapan gabah kering giling atau GKG dari petani lokal, pihaknya belum melakukan perihal tersebut. Sebab, belum masuk masa panen, dan akan mulai dilakukan pada bulan Maret mendatang.
“Untuk serapan gabah kering giling belum kami mulai. Rencana mulai bulan menyerap (dari petani lokal) bulan maret nanti,” ujarnya.
Pada tahun 2021 lalu, dia menjelaskan, Perum Bulog Sub Divre Serang menyerap gabah kering giling dari petani lokal yang tersebar di Kota dan Kabupaten Serang sebanyak 4.000 ton.
Sedangkan untuk tahun ini, belum bisa dipastikan seberapa banyak serapan tersebut, mengingat sejumlah petani mulai menjual hasil panennya ke PT Wilmar Padi Indonesia (WPI).
“Kalau tahun 2021, kami bisa menyerap hingga 4.000 ton gabah kering giling,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DKP3) Kota Serang, Sony August mengatakan, para petani di Kota Serang lebih memilih menjual hasil panennya kepada PT Wilmar karena dihargai sebesar Rp5.300 per kilogram.
Sedangkan Perum Bulog hanya mampu membeli gabah sebesar Rp4.300 per kilogram kepada petani di Kota Serang. “Kalau petani pasti memilih untuk menjual yang untung. Makanya kami ingin kerja sama dengan wilmar, karena mereka berani membeli ke petani dengan harga tinggi dikisaran harga Rp5.300 perkilo. Kalau Bulog kan hanya Rp4.300, beda Rp1.000,” ujarnya.
Secara keseluruhan, dia menjelaskan, berdasarkan analisis ketahanan pangan dari sektor beras dalam satu tahun mencapai 64.546 ton. Terdiri dari produksi beras aset di Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen sebanyak 30.939 ton, ditambah dengan aset masyarakat sebanyak 33.607 ton.
“Sedangkan, rata-rata kebutuhan konsumsi beras di Kota Serang perkapita perbulan sebanyak 6,76 kilo atau sekitar 687.881 orang per tahun. Kebutuhan beras dalam sebulan mencapai 4.650.075, atau sebesar 55.800 ton pertahun, artinya sudah mencukupi,” pungkasnya. (mg2)
Diskusi tentang ini post