SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Pemilu serentak masih setahun lagi. Tetapi peta politik partai-partai mulai terbaca. Temuan survei Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan ada tujuh partai politik diprediksi bakal melenggang ke Senayan, termasuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
PDIP masih unggul dengan elektabilitas mencapai 19,3 persen, disusul oleh Gerindra sebesar 12,1 persen dan Golkar 8,0 persen. Berikutnya adalah PKB (6,8 persen), Demokrat (6,2 persen), PSI (5,7 persen), dan PKS (4,8 persen).
“Jika melihat dukungan terhadap partai-partai saat ini, diperkirakan hanya tujuh partai politik yang bakal lolos ke Senayan, termasuk di antaranya adalah PSI,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam press release di Jakarta pada Kamis (23/02/2023).
Dalam setahun terakhir, tren menunjukkan PDIP dan Gerindra menjadi dua partai yang paling stabil berada pada posisi puncak. Sementara itu Golkar yang sempat tersalip oleh Demokrat kini kembali menduduki peringkat tiga besar.
Demokrat sendiri mengalami fluktuasi, setelah sempat melonjak kini melorot kembali. Posisinya bahkan anjlok hingga di bawah PKB. “Lonjakan dan penurunan elektabilitas Demokrat bisa dilacak dari dinamika dalam upaya menggalang Koalisi Perubahan,” Okta menjelaskan.
Koalisi yang digadang-gadang untuk mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden itu diinisiasi oleh NasDem, dengan dukungan Demokrat dan PKS. “NasDem mencuri start dengan mengusung Anies, meskipun dengan risiko anjloknya elektabilitas,” lanjut Okta.
Sebelumnya sampai dengan survei pada bulan April 2022, posisi NasDem masih aman pada ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen. Pencapresan Anies membuat dukungan terhadap NasDem merosot tajam, jauh hingga di bawah 2 persen.
“Seiring dengan manuver NasDem menggelar safari politik dengan mendatangkan Anies ke berbagai kota, pelan-pelan elektabilitas NasDem kembali bergerak naik,” tandas Okta. Meskipun belum sepenuhnya pulih, kini elektabilitas Nasdem naik menjadi 2,5 persen.
“Efek ekor jas (coattail effect) mulai dirasakan oleh NasDem, dan sebaliknya Demokrat maupun PKS justru mengalami penurunan elektabilitas,” tegas Okta. Lambatanya Demokrat dan PKS mendeklarasikan pencapresan Anies membuat pemilih Anies bergeser ke NasDem.
Hanya saja, posisi Nasdem masih belum cukup aman, mengingat elektabilitasnya masih di bawah ambang batas. Posisi Nasdem sendiri sedikit lebih tinggi di atas dua partai politik lain, yaitu PPP (2,2 persen) dan PAN (2,0 persen).
Urutan berikutnya diduduki partai-partai baru dan non-parlemen, yaitu Perindo (1,3 persen), Gelora (1,2 persen), dan Ummat (1,0 persen). Lalu ada Hanura (0,5 persen), PBB (0,2 persen), Garuda (0,1 persen), dan PKN (0,1 persen).
Partai Buruh nihil dukungan, sedangkan sisanya tidak tahu/tidak jawab sebanyak 26,0 persen. “Total ada 18 partai politik yang dinyatakan oleh KPU lolos menjadi peserta Pemilu 2024 pada tingkat nasional,” pungkas Okta.
Survei CPCS dilakukan pada 10-15 Februari 2023, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (rm)
Diskusi tentang ini post