SATELITNEWS.ID, SERANG–Di tengah mewabahnya Covid-19, salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kota Serang, terjadi keramaian antrean yang cukup panjang. Hal ini disebabkan mahasiswa akan memvalidasi bukti pembayaran secara manual, di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dikeluarkan Pemerintah, akibat pandemi ini.
Mahasiswa semester delapan Universitas Serang Raya (Unsera), berinisal DN mengungkapkan, keramaian antrean ini terjadi karena pada pekan ini mahasiswa Unsera akan melakukan Ujian Tengah Semester (UTS). Sementara itu, ia dan mahasiswa lainnya mengaku sudah berupaya melakukan validasi bukti pembayaran secara daring melalui aplikasi perpesanan, namun tidak ada tanggapan.
“Sudah validasi daring lewat perpesanan, tapi tidak ditanggapi, atau lambat tanggapannya, padahal jadwal UTS sudah mulai hari ini. Jadi banyak mahasiswa yang memutuskan untuk validasi manual,” ungkapnya, Senin, (4/5).
Lebih lanjut ia mengatakan, cukup banyak mahasiswa yang datang untuk melakukan validasi bukti pembayaran secara manual, sehingga antrian cukup panjang. Bahkan kata dia, meski sudah mengantri selama satu jam ia tidak berhasil untuk melakukan validasi bukti pembayaran secara manual.
“Saya di sana mulai dari jam 13.00 sampai jam 14.00 WIB. Saya tidak jadi validasi hari ini, soalnya ramai sekali. Ketika saya meninggalkan lokasi pun masih ramai,” tandasnya.
Diakhir ia menyampaikan, ramainya antrian tersebut tanpa diberi aturan untuk menjaga jarak, terjadi diluar ruang validasi bukti pembayaran. Sementara dari informasi yang wartawan himpun, didalam ruang validasi ada pembatasan jarak tertentu. Selain itu, humas Unsera belum memberikan konfirmasi mengenai keramaian ditengah situasi pandemi, saat wartawan hubungi via pesan teks, hingga pukul 16.00 WIB.
Terpisah, mahasiswi semester empat fakultas teknik Unsera, DM mengatakan bahwa dirinya pun belum mendapatkan validasi pembayaran sebagai salah satu persyaratan dapat mengikuti UTS. Padahal, kata dia, UTS dimulai hari rabu pekan ini.
“Belum dapat validasi, banyak juga mahasiswa lainnya yang ngantri berjam-jam untuk dapat validasi secara manual,” ungkapnya, saat dihubungi wartawan, melalui sambungan telepon seluler.
Ia juga menyatakan, salah satu kendala lambatnya validasi pembayaran yang seharusnya dapat dilakukan secara daring, karena menunggu respon dari dosen yang bertugas. DM mengungkapkan, seharusnya dapat lebih mudah karena saat memvalidasi secara daring melalui pesan Whatsapp, cukup menyebutkan nomor induk mahasiswa (NIM) dan nama lengkap saja.
“Saya pribadi pun kalau belum dibalas oleh dosennya, mau tidak mau mesti ke kampus dan antri seperti yang lainnya, dosennya susah, masa harus ke kampus, ramai sekali,” pungkasnya seraya mengeluh. (muf/bnn)
Diskusi tentang ini post