SATELITNEWS.COM, TANGERANG–Tiga jalan utama di Perumahan Bermis Kelurahan Cisauk, Kecamatan Cisauk ditutup oleh pengembang dari PT Bina Bakti Nusantara (BBN) dan Citra Gading Serpong. Warga pun mengadu ke DPRD Kabupaten Tangerang terkait penutupan jalan tersebut, Senin (27/2/2023).
Perwakilan Masyarakat Perumahan Bermis, Sudiran menjelaskan bahwa jalan utama di wilayahnya ada 5, dan 3 diantaranya telah ditutup oleh pengembang.
Akibatnya, masyarakat khususnya warga Perumahan Bermis di Blok H merasa kesulitan untuk akses jalan. Bahkan, untuk keluar menjalankan aktivitas sehari-hari harus memutar terlebih dahulu.
Padahal, kata Sudiran, berdasarkan hasil putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Pengadilan Tinggi dan Makamah Agung itu merupakan jalan untuk masyarakat dan tidak ditutup.
“Katanya, kalau saya baca di websitenya akan dibuat SCBD, ” katanya.
Menurut Sudiran, pihak pengembang telah berkongkalikong dengan Pemerintah Kecamatan serta Kelurahan setempat. Pasalnya, setiap rapat masyarakat Bermis tidak pernah dilibatkan.
“Ada apa ini, selama ini yang terjadi yang dibicarakan antara forum pengurus yang melibatkan RT, RW, Pemerintah Kecamatan, Kelurahan dan pihak pengembang saja. Kami tidak pernah dilibatkan, ” tegasnya.
Menurut Sudiran, akibat adanya penutupan akses jalan tersebut, sebanyak 100 KK mengalami kerugian. Karena, mereka tidak bisa melintas jalan tersebut dan apabila hendak keluar perumahan harus memutar lebih jauh.
Maka dari itu, masyarakat Perumahan Bermis Blok H, Kelurahan Cisauk, Kecamatan Cisauk meminta ada akses jalan tersebut kembali dibuka. Dan, masyarakat tetap dibolehkan melintas jalan tersebut.
“Tuntutan kami simpel. Hanya ingin dibuka kembali, dan sesuai dengan site plan pertama, dimana tanah tersebut merupakan akses jalan bagi masyarakat, ” katanya.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Tangerang, Akmaludin yang kebetulan berada di dapil IV mengatakan, bahwa pihak pengembang sudah mau memenuhi keinginan warga Perumahan Bermis Blok H, yaitu pembukaan kembali akses jalan.
“Sudah dibuka kembali. Pihak pengembang mau menuruti keinginan warga. Sebenarnya hanya ada sedikit salah paham saja, ” katanya.
“Kurang lebih yang terdampak ada 100 KK, kalau dihitung jiwa 200 juga lebih. Kami merasa keberatan, karena apabila keluar harus memutar bahkan ada yang harus lompat. Bagaimana kalau ada orang sakit atau ambulans, ” ucapnya. (alfian)
Diskusi tentang ini post