SATELITNEWS.COM, TANGERANG--Lembaga survei Indonesia Polling Stations (IPS) merilis hasil survei terbaru ihwal bursa Pilpres 2024. Hasilnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, melesat di posisi puncak dengan elektabilitas sebesar 33,1 persen.
“Berdasarkan hasil survei IPS, dapat disimpulkan bahwa setahun jelang Pemilu 2024 pilihan publik telah mengerucut pada tiga capres saja, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan,” ujar Peneliti Senior IPS, Alfin Sugianto, saat merilis survei secara daring, Selasa (28/2).
Alfi merincikan, Prabowo unggul jauh dari kompetitornya di bursa Capres 2024. Di mana, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berada di posisi kedua di angka 22,1 persen.
Di posisi ketiga, ada eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebesar 20,9 persen. Peneliti Senior IPS ini memprediksi, pemenang Pilpres 2024 adalah antara Prabowo, Ganjar, atau Anies.
Diamininya, hal ini tidak jauh berbeda dengan hasil lembaga survei lainnya. Artinya, sulit terjadi kejutan berupa munculnya kejutan tokoh alternatif di luar tiga nama tersebut.
Nah, dari tiga nama capres papan atas tersebut, Alfi meyakini peluang terbesar ada di Prabowo. Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra itu dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan trend semakin menguat. Bahkan, ungkapnya, elektabilitas Prabowo pada survei IPS bulan Februari 2023 ini telah menyentuh angka 33,1 persen.
Di saat yang sama elektabilitas Ganjar dan Anies terus terpaku di angka 20 persen. Alfi merincikan, sejumlah faktor membuat elektabilitas Prabowo terus melesat.
Di antaranya, sering terjun ke masyarakat, aktif melakukan komunikasi politik dengan sejumlah tokoh, serta kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan RI yang terus mendapatkan apresiasi publik luas.
“Ini beberapa faktor utama yang menyebabkan elektabilitas Prabowo terus menguat dan tetap bercokol di posisi teratas papan survei,” ungkapnya.
Faktor lain yang turut berkontribusi signifikan terhadap menguatnya elektabilitas Prabowo Subianto adalah endorsement dari Presiden Jokowi terhadap pencapresan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut. Ini pada gilirannya, diikuti oleh para pendukung setia Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019 menjatuhkan pilihan pada Prabowo.
“Dua bulan terakhir, fenomena migrasi para relawan Jokowi yang semula mendukung Ganjar Pranowo dan kini hijrah pilihan ke Prabowo tak bisa dibendung lagi,” katanya.
Sementara, mengenai bursa calon wakil presiden (cawapres) pilihan publik juga sudah mulai mengerucut ke sejumlah nama, diantaranya Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Erick Thohir, Agus Harimurty Yudhoyono dan Khofifah Indar Parawansa.
Beberapa nama ini jika dipasangkan dengan nama-cama capres papan atas memiliki tingkat keterpilihan yang tinggi. Mengenai Ganjar Pranowo meskipun termasuk salah satu capres papan atas, namun akhir-akhir ini publik menilai Gubernur Jawa Tengah itu juga cocok menjadi cawapres Prabowo di Pilpres 2024 nanti.
Ketika IPS menyodorkan sejumlah nama kepada responden dan menanyakan kepada mereka siapakah yang paling cocok menjadi cawapres Prabowo, sebanyak 19,8 persen menyebut nama Ganjar dan berada di posisi teratas.
Selain Ganjar Pranowo nama lain yang juga dinilai publik cocok menjadi pendamping Prabowo adalah Ridwan Kamil. Bahkan Gubernur Jawa Barat ini juga dinilai publik sebagai yang terbaik untuk menjadi pendamping Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Meskipun demikian, saat IPS menanyakan kepada responden pasangan mana yang lebih sesuai dengan tantangan Indonesia pasca Jokowi, pasangan Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Ridwan Kamil, bagian terbesar publik di angka 58,5 persen memilih pasangan Prabowo-Ganjar.
Untuk diketahui, Survei IPS kali ini dilakukan medio 15-24 Februari 2023 di 34 provinsi di seluruh wilayah Indonesia. Populasi survei ini adalah seluruh penduduk Indonesia yang minimal sudah berusia 17 tahun dan memiliki E-KTP.
Jumlah sampel sebesar 1200 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multi-state random sampling).
Batas kesalahan (margin of error)+/- 2,83 persen dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka langsung dengan responden berpedoman kuesioner. (rm)
Diskusi tentang ini post