SATELITNEWS.ID, SERANG—Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Provinsi Banten mengalami inflasi sebesar 0,25 persen dari indeks 104,82 menjadi 105,08 pada April 2020. Sementara itu, tingkat hunian hotel (TPK) pada Maret anjlok 20,02 poin menjadi 31,12 persen. Hal itu terjadi karena dampak dari pandemi virus korona (Covid-19).
Kepala BPS Banten Adhi Wiriana, Senin (4/5) mengatakan, perkembangan TPK selama setahun terakhir memperlihatkan kondisi yang masih berfluktuatif. TPK pada Maret mengalami penurunan yang cukup signifikan mencapai 20,02 poin dibanding bulan sebelumnya di angka 51,14 persen.
“Penurunan TPK ini disebabkan oleh penghunian kamar yang turun pada semua kelas hotel bintang di Banten,” katanya.
Ia menjelaskan, penurunan TPK diduga disebabkan oleh adanya pandemi virus korona yang mulai menyebar di bulan tersebut. Akibat adanya penyebaran Covid-19. terdapat sekitar 15 hotel bintang di Banten yang tutup sementara. Selain itu, masih dimungkinkan juga penyebab lain yang berkaitan dengan turunnya TPK Maret 2020.
“TPK satu bulan ke depan diprediksi akan mengalami penurunan kembali. Penyebabnya, masih terkait adanya fenomena virus korona yang mulai mengalami peningkatan kasus,” terangnya.
Penurunan TPK, kata dia, juga terlihat jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year. TPK Maret 2020 turun 11,30 poin dari sebesar 42,42 persen. Penurunan TPK tahunan ini disebabkan oleh hunian kamar yang turun pada hampir semua kelas hotel bintang.
“Itu kecuali hotel bintang lima yang justru mengalami kenaikan sebesar 8,51 poin,” imbuhnya.
Lebih lanjut dipaparkan Adhi, walau TPK menurun akan tetapi rata-rata lama menginap tamu (RLMT) gabungan dari penghuni asing dan lokal pada hotel berbintang di Maret naik 0,14 poin menjadi 1,40 hari. Dilihat dari asal tamu hotel, peningkatan ini disebabkan oleh naiknya RLMT asing sebesar 0,08 poin dan RLMT Indonesia sebesar 0,16 poin.
“Dirinci lebih lanjut menurut klasifikasi hotel, peningkatan RLMT gabungan pada hotel berbintang di Maret 2020 disebabkan oleh naiknya RLMT gabungan pada seluruh kelas hotel bintang secara year on year. RLMT gabungan naik 0,16 poin dari sebelumnya yyang mencapai 1,24 hari,” paparnya.
Kenaikan RLMT gabungan secara year on year utamanya berasal dari hampir seluruh kelas hotel bintang di Banten. Terkecuali hotel bintang dua yang justru mengalami penurunan sebesar 0,05 poin dibanding Maret 2019. Perkembangan RLMT gabungan hotel berbintang selama setahun terakhir memperlihatkan kondisi yang masih fluktuatif.
“Sejalan dengan TPK yang diprediksi akan mengalami penurunan, RLMT satu bulan ke depan diperkirakan juga akan mengalami penurunan dengan alasan yang sama atas prediksi TPK April 2020,” ujarnya.
Sementara itu, di sisi lain indeks harga konsumen (IHK) atau inflasi Banten pada periode April 2020 mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen. Dari indeks 104,82 pada Maret 2020 menjadi 105,08 pada April. Tingkat inflasi tahun kalender April 2020 sebesar 0,95 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun atau April 2020 terhadap April 2019 sebesar 2,99 persen.
“Dari 3 kota IHK di Provinsi Banten, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tangerang sebesar 0,26 persen dengan IHK sebesar 106,67 diikuti oleh kota Serang sebesar 0,23 dengan IHK sebesar 106,73. Sama dengan dua kota lainnya, Kota Cilegon mengalami inflasi sebesar 0,20 persen dengan IHK sebesar 105,77,”ungkap Adhi.
Dijelaskan lagi, 11 kelompok pengeluaran tiga kelompok memberikan andil atau sumbang inflasi di atas 0,01 persen. Satu kelompok memberikan andil deflasi di atas 0,01 persen dan sisanya 7 kelompok memberikan sumbangan inflasi atau deflasi di bawah 0,01 persen.
Kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi diatas 0,01 persen terdiri atas kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,18 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,07 persen dan kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,06 persen. Kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan deflasi adalah kelompok transportasi sebesar -0,06 persen.
“Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada April 2020, antara lain bawang merah, emas perhiasan, jeruk, petai, anggur, kubis, ketoprak, pizza, sosis dan burger. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga adalah cabai merah, angkutan udara, komputer tablet, daging ayam ras, bawang putih, ikan bawal, terong, cabai rawit, kangkung, kembang gula, rampela hati ayam dan labu siam,” ungkapnya.
Sekda Banten Al Muktabar, selama pandemi Covid-19 Pemprov Banten bersama pemerintah kabupaten/kota berupaya untuk menjaga agar stok kebutuhan pangan tetap aman dengan harga yang masih terkendali. Dengan demikian, pasokan bahan pangan dan harga masih relatif stabil dan terkendali.
“Secara umum stok bahan pokok yang berada di pasar, berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun dalam kondisi yang mencukupi,” ujarnya.
Secara umum, lanjut dia, berdasarkan laporan yang dihimpun dari para pengelola pasar rakyat, tidak terdapat pasar rakyat yang secara khusus ditutup. Terkait hal itu, telah dilakukan beberapa hal agar kesinambungan agar pasar rakyat tetap berjalan dan resiko penularan virus COVID 19 dapat ditekan. Selain sosialisasi upaya pencegahan penyebaran virus, pasar juga kini sudah menerapkan pelayanan berbasis daring.
“Dengan adanya layanan online ini masyarakat dapat terpenuhi kebutuhannya. Pedagang dapat terus berusaha mencari nafkah,” ujarnya. (rus/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post