SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Lima warga Banten tewas dan 15 lainnya luka-luka dalam kebakaran Pertamina Plumpang di Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3) malam. Kelima korban itu terdiri dari 1 anak, 3 dewasa dan 1 lansia.
Hingga Minggu (5/3), semua jenazah berada di RS Polri Bhayangkara dan sedang dilakukan DVI (Disaster Victim Identification). Jika proses itu sudah selesai, maka jenazah akan diserahkan kepada pihak keluarga.
Selain menelan korban jiwa, sebanyak 15 warga Banten terluka dalam kebakaran ini. 10 orang diantaranya menderita luka kurang dari 30 persen. Mereka sempat dirawat di RS Koja namun kini sudah pulang. Kemudian, yang menderita luka bakar hingga 40 sebanyak 3 orang. Mereka sempat dirawat di RS Koja dan sekarang sudah pulang.
Sedangkan untuk korban dengan luka bakar 70 persen, ada dua orang yang masing-masing dirawat di RS Yarsi dan Pertamina. Keduanya saat ini masih dalam proses perawatan.
Penjabat (Pj) Gubernur Al Muktabar pada Minggu (5/3) menyempatkan diri menjenguk warga Banten yang menjadi korban tersebut. Dia menyambangi pasien atas nama Drajat yang mengalami luka di atas 60 persen.
Dalam kesempatan itu, Al Muktabar meminta masyarakat Banten untuk mendoakan kesembuhan korban yang tertimpa musibah tersebut.
“Ini adalah musibah yang tidak sama sekali kita kehendaki,” katanya.
Al Muktabar melanjutkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten sudah melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina untuk perawatan pasien yang berasal dari Banten.
“Saat ini tim medis sedang bekerja dan kita akan tunggu hasilnya nanti, untuk selanjutnya kita akan mengambil langkah-langkah apa yang bisa kita lakukan kepada 20 warga Banten tersebut,” ujarnya.
Diungkapkan Al Muktabar, atas musibah ini, pihak Pertamina akan bertanggungjawab secara keseluruhan dari aspek pembiayaan serta aspek lainnya yang dibutuhkan dalam proses pemulihan para pasien. Jika ada hal-hal lain yang dibutuhkan kontribusi dari Pemprov, lanjut Al Muktabar, dirinya siap untuk mengambil langkah-langkah dalam upaya memberikan perlindungan bagi warga Banten yang menjadi korban.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, Febby Rizki Pratama menyatakan ada warganya yang tewas dalam kebakaran Depo Pertamina Plumpang. Menurut Febby, para korban berasal dari Kecamatan Muncang.
Dari data yang diperolehnya, kelima korban masing-masing adalah Neneng Sumiati (71) asal Kecamatan Muncang, Rea (12) Kecamatan Muncang, Aco (3) Kecamatan Muncang, Heri (31) Kecamatan Muncang dan Ido (33) Kecamatan Muncang.
Febby mengaku saat ini pihaknya tengah melakukan koordinasi untuk mengurus kepulangan jenazah. Kendati demikian pihaknya belum bisa mematikan kapan waktunya jenazah itu bisa dibawa pulang.
“Koordinasi terus kita lakukan, tapi untuk memastikan kapan bisa dibawa pulangnya kita juga tidak tahu karena itu kewenangannya pihak kepolisian,”ujar Febby.
Sementara itu, jumlah korban meninggal dalam kebakaran Depo Pertamina Plumpang bertambah. Koramil 01 Koja mengungkapkan, sebanyak 19 orang meninggal dunia dan tiga orang masih dalam pencarian akibat kebakaran yang terjadi pada Jumat (3/3) malam.
“Data terbaru dari Posko Tanggap Darurat Koramil di Rawasari Selatan, Koja, Jakarta Utara, 19 orang dilaporkan meninggal dunia, 14 orang dewasa dan lima anak-anak,” kata Danramil 01 Koja Mayor Infantri Ikhwan, di Jakarta Utara, Minggu(5/3).
Ikhwan menyebutkan, ada tiga anak berusia belasan tahun masih dalam pencarian akibat terpisah dari orang tuanya saat menyelamatkan diri. “Anak mereka saat itu tengah mengaji di TPA yang lokasinya berdekatan dengan meledaknya Depo Pertamina Plumpang,” katanya.
Koramil bersama Polri, Pemprov DKI serta pihak terkait masih melakukan pencarian korban yang belum ditemukan. “Ada juga dari TNI Angkatan Laut, perusahaan, hingga Pertamina beri bahan makanan, minuman dan bantuan kesehatan,” terangnya.
Terpisah, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama PT Pertamina (Persero) segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mencari solusi pasca-insiden kebakaran Depo Pertamina di Plumpang, Koja, Jakarta Utara. Erick mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong dua opsi terkait hal ini. Pertama, memindahkan Depo Pertamina ke tempat lain, seperti wilayah reklamasi. Sedangkan opsi kedua, melakukan relokasi permukiman warga di sekitar Depo Pertamina.
“Kita segera menindaklanjuti bersama Pemprov karena kalau dari di sisi pemukiman warga, nanti kita akan membahas dengan Pj Gubernur mencari solusi terbaik agar insiden yang sama tidak terulang lagi,” ungkap Erick, usai mendampingi Jokowi dan Iriana Jokowi meninjau lokasi pengungsian korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta, Minggu (5/3).
Erick menyampaikan, solusi terbaik harus segera ditemukan agar tidak terjadi kembali kasus serupa di kemudian hari. Erick mengatakan BUMN akan mengkaji dari sektor safety depo BBM karena ini bagian dari obyek vital negara.
“Sesuai arahan Presiden kita akan kaji kembali aspek safety semua instalasi Depo BBM agar insiden seperti di Plumpang tidak terjadi lagi,” bebernya.
Dia juga mengatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh objek vital nasional (obvitnas) yang dikelola BUMN. Erick menilai perlunya sinkronisasi tata ruang secara bersama terkait obvitnas.
“Buffer zone yang ideal menjadi sebuah keharusan bagi setiap aset vital yang dimiliki BUMN. Kita lihat kondisi saat ini, banyak buffer zone Obvitnas, baik yang dikelola BUMN atau bukan, itu sangat tipis dan begitu dekat dengan pemukiman penduduk,” sebutnya. (mg2/mulyana)
Diskusi tentang ini post