SATELITNEWS.COM, JAKARTA— Pemerintah memberikan insentif untuk pembelian dan konversi kendaraan listrik. Kebijakan ini diambil demi mengejar ketertinggalan dengan negara lain di dalam mengembangkan ekosistem kendaraan ramah lingkungan.
Pengumuman itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
“Insentif kendaraan listrik mulai berlaku sejak 20 Maret tahun ini,” ungkap Luhut dalam konferensi pers dengan tajuk ‘Insentif Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB)’ di kantornya, Jakarta, Senin (6/3).
Hadir dalam konferensi pers ini, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana, dan Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon.
Kenapa harus diguyur insentif? Eks Menkopolhukam ini mengakui, penjualan kendaraan listrik di Indonesia masih berjalan lambat walaupun telah terbit Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan KBLBB. Hal itu terjadi karena harga kendaraan listrik masih mahal.
“Sebenarnya ini masalah yang tidak terlalu sulit, dan kini semua sudah satu suara,” tegasnya.
Luhut meyakini, pemberian insentif kendaraan listrik akan menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menperin Agus menjelaskan, insentif pembelian kendaraan listrik akan diberikan terbatas. Yakni, hanya diberikan untuk 200.000 unit motor listrik, 35.900 unit mobil listrik, hingga akhir tahun ini.
“Bantuan ini hanya berlaku untuk satu kali belanja, jadi satu NIK (Nomor Induk Kependudukan), tidak bisa dia beli, kemudian dijual lagi. Sistem sudah kami siapkan,” ujarnya.
Agus menuturkan, pemberian bantuan ini dilakukan untuk mempercepat realisasi investasi industri kendaraan listrik di Indonesia. Bantuan ini diharapkan membuat Indonesia mampu bersaing dengan negara tetangga seperti Thailand.
“Kita kejar-kejaran dengan negara lain salah satunya Thailand. Presiden Jokowi bilang, kalau bisa kita kasih lebih dari Thailand untuk mengejar investasi produsen EV (Electronic Vehicle) masuk Indonesia,” katanya. (rm)
Diskusi tentang ini post