SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Tangerang, Kaonang, menanggapi santai surat KONI Kota Tangerang yang meminta kejelasan terkait besaran bonus atlet peraih medali Porprov VI Banten. Dia berdalih, besaran bonus adalah keputusan yang dibuat oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang.
“Oo, boleh saja (menyurati), nanti kita akan berbahasa surat. KONI itu mengusulkan, yang memutuskan itu kan Pemda. Saya tidak bicara proses, terakhir keputusan ada di pemerintah dengan anggaran kita,” ujar Kaonang saat ditemui di Stadion Benteng Reborn, Selasa (7/3/2023).
Meski telah disurati, kata Kaonang, kemungkinan besar tidak ada perubahan nominal besaran bonus atlet. “Saya tidak punya kewenangan, bahkan terkait ada potensi perubahan hadiahnya,” ujarnya.
Kaonang memaparkan, saat ini proses pengumpulan data masih dilakukan untuk kelengkapan. Pencairan akan diberikan kepada data yang terlebih dahulu masuk. “Ini sudah mulai, karena data-data atlet kan sudah masuk. Kan ada kelengkapan data, satu menyetor rekening, kedua ada piagam, ketiga ada foto pengalungan medali. Kalau yang punya NPWP disetorkan juga,” ungkapnya.
“Jadi, pencairan siapa yang masuk duluan, dia bakal terima lebih dulu. Kita anggaran sudah siap. Sementara ini data cabor yang sudah masuk, bulutangkis, silat, tapi masih kurang satu dua orang atlet,” sambungnya.
Kaonang menjelaskan, untuk atlet tunggal peraih medali emas mendapatkan Rp25 juta, untuk medali perak Rp20 juta, dan medali perunggu Rp15 juta. “Untuk emas selain bonus Rp25 juta, kita support dengan uang stimulus Rp1,2 juta selama 9 bulan di tahun ini. Untuk perak Rp20 juta adalah hadiah tertinggi se-Provinsi Banten. Untuk Perunggu memang hanya Rp15 juta,” katanya.
Selain itu, tambah Kaonang, pihaknya memiliki program beasiswa kuliah untuk para atlet Kota Tangerang. Program tersebut, lanjut Kaonang, tidak dipungut biaya apapun, bahkan mendapatkan uang saku setiap semester dengan nilai Rp3 juta.
Menurutnya, program tersebut menambah produktifitas atlet serta atlet bisa lebih survive ketika memiliki pendidikan yang tinggi. “Kami memiliki program setiap atlet harus sarjana. Atlet dapat beasiswa sampe lulus, tanpa dikenakan biaya apapun, plus per satu semester ada uang saku. Apakah ada yang seperti itu? Saya nantangin ini,” ujarnya.
Namun, jika ada perbedaan dengan kota/kabupaten lain, sambung Kaonang, memang setiap daerah punya strategi masing-masing. Hal tersebut, kata dia, merupakan strategi Kota Tangerang untuk mempertahankan atletnya. “Harapannya atlet dapet bonus jangan langsung pindah ke kota/kabupaten lain, kan, aset kita itu,” pungkasnya. (mg03/dm)
Diskusi tentang ini post