SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Sebanyak 10 warga Kabupaten Tangerang meninggal dunia setelah terkena penyakit yang disebabkan kencing tikus atau leptospirosis selama setahun terakhir. Secara keseluruhan, ada 50 warga Kabupaten Tangerang yang terinfeksi leptospirosis.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Sumihar Sihaloho mengatakan leptosipirosis menyebar di tengah-tengah masyarakat karena pola hidup yang tidak bersih dan sehat.
Sehingga, banyak tikus-tikus yang mengotori pemukiman dan bahkan makanan manusia.
“Data dari Januari sampai Desember 2022 ada 49 kasus dan sampai sekarang tahun 2023 ada 1 kasus. Dari kasus itu terdapat 10 orang korban meninggal dunia,” kata Sumihar kepada Satelit News, Kamis (9/3).
Meski jumlah jumlah warga Kabupaten Tangerang yang terinfeksi wabah penyakit yang disebabkan air kencing tikus, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang belum menetapkan penyakit leptospirosis sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Karena, kejadian kasus leptospirosis kali ini tidak terfokus pada daerah tertentu.
Meski demikian, pihaknya tetap menghimbau kepada masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan. Terutama mereka yang bekerja atau aktivitas di sektor pertanian. Mereka diimbau untuk selalu menggunakan alat pelindung saat beraktivitas.
“Kami juga tetap mengimbau kepada masyarakat terutama yang bekerja di sektor pertanian agar selalu menggunakan alat pelindung seperti sepatu bot dan sarung tangan serta rajin mencuci tangan,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Muckhlis menambahkan, dalam menangani penyakit leptospirosis, Pemerintah Kabupaten Tangerang tengah menyiapkan langka-langkah pencegahan dan penekanan kasus tersebut.
Diantaranya, adalah melakukan surveilans kasus dengan melakukan pemasangan jebakan tikus disekitar tempat tinggal pasien positif leptospirosis. Kemudian melakukan pembedahan tikus untuk mengambil sampel yang dicek di BBTKLPP Kemenkes dan Dinkes Provinsi Banten. Selanjutnya, melakukan skrining pada pasien/orang yang bergejala dengan penggunaan rapid test.
“Kemudian kita akan bekerja sama dengan lintas sektoral untuk menggiatkan dan mengedukasi kepada masyarakat desa tempat tinggal pasien,” ungkapnya.
Dia menambahkan, penyakit leptospirosis merupakan jenis penyakit yang mudah menular di tempat yang lembab seperti di lokasi banjir dan lain sebagainya. Menurut Muckhlis, wilayah Kabupaten Tangerang sendiri saat ini termasuk wilayah lembab, akibat sering dilanda banjir.
“Jadi leptospirosis dapat menyebabkan kematian oleh karena itu diharapkan kewaspadaan dan lakukan pencegahan,” kata dia. (alfian)
Diskusi tentang ini post