SATELITNEWS.COM, SERANG–Pemerintah pusat memprediksi suplai beras di Provinsi Banten akan surplus sampai 40.000 ton di musim panen raya pada triwulan pertama tahun 2023 ini. Hal itu tidak heran, karena Banten merupakan salah satu daerah sentral produksi beras nasional.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDM), Dedi Nursyamsi seusai melakukan panen padi nusantara 1 juta hektar yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian secara serentak di sejumlah daerah, dimana panen raya padi itu juga turut disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Kebumen, Provinsi Jawa Tengah diwaktu yang sama.
Dedi mengakui setelah melihat langsung kualitas gabah petani pasca panen di Banten ini cukup baik. Apalagi ditambah dengan kekompakan antara pemerintah dengan masyarakat para petaninya yang secara baju membahu bekerjasama.
“Soal kualitas gabah dan beras menurut saya Banten ini termasuk paten, meskipun ada kesulitan karena kita panen ini masih ada hujan, dan ini kita antisipasi terutama menggunakan pengering gabah,” sambungnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengungkapkan, di Desa Tenjoayu, Kabupaten Serang ini luas panen raya mencapai 75 hektar. Kemudian di titik kedua di Kabupaten Pandeglang terutama Desa Mekarsari dengan hamparan seluas 60 hektar, selanjutnya di Kabupaten Lebak tepatnya di Desa Bolang dengan hamparan 100 hektar.
“Ada empat daerah yang akan melakukan panen raya pada bulan ini, pertama di Kabupaten Serang dan Kota seluas 56.818 hektar dan Kota Cilegon dan Kota Tangerang seluas 2.853 hektar. Sehingga luas panen selama bulan Maret 2023 di Provinsi Banten seluas 59.671 hektar,” ungkapnya.
Dari luasan itu, lanjut Agus, diprediksi akan menghasilkan 311.168 ton Gabah Kering Giling atau setara beras 179.450 ton, dengan kebutuhan secara rata-rata perbulan mencapai 110.000 ton. “Jadi ada surplus sebesar 40.550 ton beras,” tandasnya.
Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, ditengah musim panen raya ini pemerintah juga terus berupaya untuk melakukan beberapa hal, diantaranya menjaga keseimbangan terkait pengaturan harga pokok pemerintah (HPP) gabah dan beras serta harga Gabah Kering Panen (GKP).
“Pengaturan yang baik dan kebersamaan antara petani dan konsumen menjadi titik keseimbangan yang saling menguntungkan. Itu sebagai menjaga stabilitas,” katanya.
Selain itu, Al Muktabar menyampaikan dengan adanya panen raya padi ini diharapkan dapat menjadi daya dukungan dan dorongan untuk pemerintah dalam memastikan ketersediaan bahan pokok khususnya beras saat menyambut Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri nantinya.
“Terkait menghadapi Ramadan dan lebaran, saya ingin sampaikan pemerintah telah melakukan langkah-langkah untuk pasokan bahan pokok agar terjaga baik, terutama ketersediaannya,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Al Muktabar juga berharap kedepannya produktivitas sektor pertanian di Provinsi Banten dapat terus ditingkatkan, “lantaran hal itu sebagai daya dorong untuk mewujudkan ketahanan pangan hingga berdaulat pangan,” imbuhnya. (mg2)
Diskusi tentang ini post