SATELITNEWS.COM, SERANG–Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai transaksi digital melalui QRIS di Provinsi Banten sepanjang tahun 2022, mencapai Rp 2,5 Triliun. Nilai itu meningkat cukup tajam, dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 200 Miliar. Transaksi itu tidak hanya menyasar sektor UMKM dan e-Comer, tetapi juga pada sektor belanja pemerintah.
Kepala BI Kantor Perwakilan Provinsi Banten, Imaddudin Sahabat mengatakan, dari data itu bisa ditarik kesimpulan, bahwasanya masyarakat Banten sudah menerima kehadiran digitalisasi dalam melakukan transaksi keuangan.
“Masyarakat sudah merasakan kemudahan bertransaksi menggunakan QRIS yang lebih aman dan cepat dibandingkan dengan metode konvensional,” kata Imaddudin, seusai acara Kick Off KKPD QRIS Provinsi Banten serta Grand Launching Jawara Mobile Banking Bank Banten, dalam Digiwara Funfest Launching Kalender Event Pariwisata 2023, di Auditorium UIN SMH Banten Kampus II, Jl. Syech Nawawi Al Bantani, Palima, Kota Serang, Sabtu (18/3/2023) malam.
Selain transaksi QRIS, lmaduddin juga melihat peningkatan sektor kredit di Provinsi Banten yang cukup berkembang pesat. Maka dari itu, digital ini merupakan pertumbuhan ekonomi baru yang terus berkembang.
“Kalau transaksinya cepat, konsumsinya juga akan meningkat. Dimana hal itu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” ujarnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sepanjang tahun 2022 lalu penyaluran kredit yang dilakukan bank umum di Provinsi Banten mencapai Rp 140,21 Triliun, meningkat 10,09 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 127,36 Triliun. Dari jumlah Rp 140,21 Triliun itu, daerah dengan penyaluran kredit terbesar terjadi di Kabupaten Tangerang, yang mengalami peningkatan sebesar 20,93 persen dari semula Rp 42 Miliar lebih menjadi Rp 51 Miliar lebih pada tahun 2022.
Capaian kredit itu secara garis besar dibagi kedalam beberapa sektor, misalnya kredit UMKM, KUR dan lain sebagainya. Untuk sektor kredit UMKM sendiri, OJK juga mencatat terjadi kenaikan dari Rp 25,86 Triliun menjadi Rp 28,98 Triliun, atau meningkat sebesar 12,08 persen. Sedangkan untuk KUR terjadi peningkatan sebesar 44,18 persen dari sebelumnya atau menjadi Rp 8,37 Triliun.
Anggota Komisi XI DPR RI, Marinus Gea mengungkapkan, proses digitalisasi di Provinsi Banten sangat cepat sekali. Menurutnya, berdasarkan hasil survei Asosisasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mempublikasikan hasil survei penetrasi internet di Indonesia tahun 2023, pengguna internet yang paling banyak itu ternyata masyarakat Provinsi Banten yang mencapai 89,10 persen, baru kemudian disusul oleh DKI Jakarta sebanyak 86,96 persen, Lalu, posisi ketiga disusul oleh Jawa Barat sebesar 82,73 persen.
“Ini menunjukkan bahwa, Provinsi Banten adalah Provinsi yang sangat cepat menerima kemajuan teknologi, sehingga Pemprov harus menyiapkan diri terkait dengan dukungan menyambut digitalisasi ini,” ungkap Marinus.
Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengungkapkan, saat ini sistem digitalisasi yang sudah menyentuh pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia, memberikan kemudahan-kemudahan dan kecepatan kepada masyarakat.
“Ini harus kita kembangkan, karena kita tidak mungkin lagi mundur dari sistem digital. Ini adalah tuntutan keadaan dan kita harus bijaksana memanfaatkan sistem digital. Selalu berpikir positif dalam rangka pemanfaatan dan implementasi sistem digital,” imbuhnya. (mg2)
Diskusi tentang ini post