SATELITNEWS.COM, JAKARTA–Ada yang menarik dalam survei terbaru Indikator Politik Indonesia, bertajuk Dinamika Elektoral Capres dan Cawapres Pilihan Publik Dalam Dua Survei Nasional (Surnas) Terakhir, yang dirilis hari ini, Minggu (26/3). Yakni tentang elektabilitas Prabowo Subianto dalam beberapa bulan terakhir. Sempat mengalami elektabilitas, namun berhasil melesat lagi.
“Terus terang, kita agak jarang mendapatkan pola elektabilitas yang menurun, lalu tiba-tiba meningkat. Dalam setahun ini, elektabilitas Pak Prabowo cenderung turun. Tapi, tiba-tiba meningkat dalam beberapa bulan terakhir,” kata Burhan secara virtual, Minggu (26/3).
Menurutnya, elektabilitas Prabowo belakangan ini, tak lepas dari endorsement yang diberikan Jokowi.
“Kodenya terlalu terang benderang. Pak Jokowi pernah menyebut, 2024 jatahnya Pak Prabowo. Belakangan, Pak Jokowi juga sering nenteng Pak Prabowo ke sana ke mari,” beber Burhan.
Dia bilang, endorsement Jokowi terhadap Prabowo mampu membalikkan tren negatif di kalangan pemilih Jokowi dalam Pilpres 2019. Ditambah kenaikan elektabilitas sebesar 2 persen. Sebaliknya, di kalangan pemilih Prabowo dalam Pilpres 2019, tidak ada efek jelas dari endorsement Jokowi.
Sebagian besar pemilih Prabowo di Pilpres 2019, sudah beralih ke Anies. Bahkan, sebelum Anies dideklarasikan Nasdem sebagai Capres pada Oktober 2022.
“Yang tersisa adalah core voter Prabowo,” cetus Burhan.
Dalam simulasi 3 nama, Ganjar Pranowo unggul dengan angka 36,8 persen. Disusul Prabowo Subianto 27 persen dan Anies Baswedan 26,8 persen.
“Dukungan terhadap Prabowo cenderung meningkat, Ganjar relatif stagnan dan Anies mengalami pola penurunan. Dalam simulasi head to head dua calon antara Prabowo dan Ganjar, Prabowo menguat, Ganjar melemah,” jelas Burhan.
Survei Indikator Politik Indonesia ini dilakukan dalam dua periode.
Pertama, pada periode 9-16 Februari 2023, melibatkan 1.220 responden berusia 17 tahun ke atas atau telah memiliki hak pilih.
Kedua, dalam periode 12-18 Maret 2023, menyasar 800 responden.
Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode multistage random sampling, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Quality control terhadap hasil wawancara, dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor, dengan kembali mendatangi respanden terpilih (spot check). Dalam quality control, tidak ditemukan kesalahan berarti. (rm)
Diskusi tentang ini post