SATELITNEWS.COM, JAKARTA–Laudya Cynthia Bella kembali ke layar lebar lewat film Buya Hamka. Dalam film karya sineas Fajar Bustomi itu, ia memerankan Siti Raham, istri Buya Hamka yang melewati banyak romantika hidup.
Menghidupkan sosok Siti Raham jelas bukan hal mudah. Beberapa bulan sebelum syuting, Laudya memperkaya literasi sejarah dan referensi soal pasangan Buya Hamka dengan browsing.
“Yang juga sangat membantu, atas izin Allah, saat kami berkumpul dengan anak-anak Buya Hamka dan cucu-cucunya. Dari situ saya bisa menangkap Umi itu karakter yang seperti apa. Beliau penyayang,” katanya.
Saat berkumpul dengan keluarga besar Buya Hamka, Laudya Cynthia Bella merasakan atmosfer cinta, kesetiaan, pengorbanan, dan kehangatan. Esensi inilah yang diambil lalu dibawa ke lokasi syuting.
“Jadi saya merasa inilah yang akan saya ambil,” ujarnya. “Ditambah lagi dengan skripnya, dialog-dialognya, sudah bagus. Jadi alhamdulillah semua berjalan dengan baik.”
Bintang film Haji Backpacker dan Belenggu itu menyebut memetik pelajaran berharga dari sosok Siti Raham. “Kita sebagai perempuan harus punya ilmu untuk menjalani hidup. Di sini, karakter Siti Raham memainkan peran dalam hidup sebagai hamba, ibu, istri, dalam satu ‘kotak.’ Beliau bisa memerankan karakter itu, masyaallah,” ulasnya.
Kesabaran, cinta, dan ketulusan Siti Raham selama mendampingi Buya Hamka bisa diteladani wanita Indonesia zaman sekarang. Nilai-nilai integritas itu sejatinya tak lekang oleh waktu.
“Dari seorang hamba seperti apa, (sebagai) istri bagaimana, jadi ibu pun masyaallah. Kalau menurut saya kita sebagai wanita harus duduk, menonton, dengan melihat. Kita akan dapat pelajaran (dari Siti Raham),” Laudya Cynthia Bella mengakhiri.
Trailer resmi Buya Hamka diluncurkan ke publik pada Kamis (23/3/2023) sore. Karakter Buya Hamka dimainkan Vino G. Bastian. Film ini dibagi menjadi tiga jilid.
Salah satu adegan menampilkan Vino G. Bastian naik haji dan menyusuri padang pasir. Adegan dramatis ini menyita perhatian pencinta sinema. Vino G. Bastian membocorkan, adegan itu diambil di Gurun Sahara Afrika.
“Waktu itu kita tidak syuting di Makkah karena secara produksi, Mekkah saat ini sudah sangat maju, pesat. Jadi sebuah kota yang modern,” katanya.
Untuk mendapat latar belakang tempat yang autentik sesuai fakta sejarah yang diamanatkan naskah, pemain dan kru film Buya Hamka bertolak ke Mesir, lalu syuting di sana. “Jadi kami mengambil gambar di Mesir. Angin di Gurun Sahara itu luar biasa banget. Dan memang, perubahan suhu dan karakter yang melompat-limpat itu butuh penyesuaian,” ujar Vino.(san)
Diskusi tentang ini post