SATELITNEWS.COM, SERANG—Pengolahan Air Desa Situ Terate (PADS), Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang diduga tercemar limbah yang berasal dari pabrik di hulu danau. PADS berhenti beroperasi dari tiga hari yang lalu karena limbah yang mencemari danau membuat hasil air hasil penyulingan menjadi keruh.
Salah seorang Ketua RW di Desa Situ Terate, Heri Syarifudin memberikan penjelasan mengenai hal tersebut. Ia mengatakan bahwa saat ini banyak warga yang protes karena berhentinya pengoperasian PADS.
“Sudah hampir tiga hari kami tidak mengoperasikan alat penyulingan air danau menjadi air bersih untuk kebutuhan warga, sebabnya karena kondisi air yang kotor,” ucapnya.
Heri mengaku bahwa air yang diolah merupakan air yang berasal dari danau Situ Terate. Namun saat ini air tersebut tidak bisa dilakukan penyulingan karena memang ada limbah yang mencemari danau tersebut.
“Dari pihak kami aparat desa sebenarnya sudah meyurati terkait hal tersebut kepada pemerintah terkait, tapi belum ada tanggapan lebih lanjut,” ujarnya.
“Saat ini kami sudah mendorong kepada pihak terkait untuk segera melakukan audiensi bersama warga, agar masalah ini bisa diselesaikan,” tambahnya.
Heri mengatakan bahwa sudah ada dari pihak Dinas Lingkungan Hidup yang sudah mengambil sample air yang tercemar oleh limbah, namun pihaknya belum mendapatkan hasil mengenai hal tersebut.
“Kalau saya tidak mengikuti masalah koordinasi terkait pencemaran limbah tersebut, karena ada forum khusus yang menangani hal tersebut,” imbuhnya.
Heri juga menambahkan bahwa pihaknya tidak bisa secara langsung untuk mengambil tindakan kepada pihak perusahaan ataupun pihak pemerintah karena terbatasnya jalur komunikasi antara warga dengan pemerintah kabupaten.
“Saya tidak ada wewenang untuk terjun langsung menangani hal tersebut, Pihak RW hanya bisa melakukan musyawarah bersama warga dengan beberapa aparat desa saja,” ujarnya.
“Hasil dari forum tersebut mengenai keluhan warga langsung kami serahkan kepada aparat desa untuk ditinjak lanjuti, tapi sampai saat ini kondisinya belum ada perubahan,” tambahnya.
Heri juga mengungkapkan agar keluhan warga terkait pengolahan air di daerahnya untuk cepat ditangani pemerintah, sebab masyarakat sangat membutuhkan saluran air bersih.
Ketua BPD Desa Situterate, Awwab Sudrajat mengatakan bahwa kondisi tersebut sudah disampaikan kepada pemerintah terkait untuk segera dilakukan penanganan.
“Jadi kami sudah menindaklanjuti hal tersebut dari mulai tingkat aparat warga hingga kecamatan, dan kami juga sudah memberikan dua surat kepada dinas terkait,” ucapnya.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan Polsek Cikande dan Koramil untuk turut serta membantu dalam menangani masalah ini,” tambahnya.
Awwab yang juga menjabat sebagai penanggung jawab di Pengolahan Air Desa Situterate (PADS) membenarkan jika banyak warga yang memprotes terkait pemberhentian sementara penyulingan Air tersebut.
“Dengan secara terpaksa kami berhentikan dulu proses penyulingan air tersebut. Karena jika terus dilanjutkan akan menyebabkan penyakit yang serius, terutama penyakit kulit,” ucapnya.
Awwab mengungkapkan bahwa limbah tersebut berasal dari beberapa pabrik yang berada di daerah sekitar Danau Situterate.
“Informasi yang saya dapat, bahwa limbah itu dikeluarkannya pada malam hari, jadi kami tidak bisa memastikan dari pabrik yang mana limbah itu keluarnya,” ujarnya.
Awwab juga mengatakan jika terus dipaksa beroperasi maka akan membutuhkan biaya yang sangat besar, pasalnya kekuatan alat serta bahan bahan untuk mengolahnya harus lebih besar dari pengolahan air biasanya.
“Ini kan pemberhentian sementara, tapi kalau sampai memakan waktu yang cukup lama, kasihan juga warganya. PADS ini kan stok airnya 10.000 liter untuk menampung 201 KK,” ujarnya.
“Sebenarnya banyak warga yang ingin mendaftar untuk mendapatkan saluran air dari PDAS ini, tapi kan kondisi seperti ini kami juga bingung selaku pengurus,” tambahnya.
Awwab juga mengatakan jika dengan adanya pencemaran limbah ini membuat pendapatan hasil dari PDAS ini mengalami penyusutan yang cukup signifikan.
“Kami sudah membuat gebrakan seperti ini karena memang dari awal slogan yang kami usung kan tentang dari warga untuk warga,” ucapnya.
“Jika kondisi limbah ini terus seperti ini dan tidak ada titik temunya maka pastinya banyak warga yang kecewa dan pastinya PDAS ini akan mati beroperasi begitu saja,” tambahnya.
Awwab juga tidak bisa menyebutkan siapa perusahaan yang menyebabkan terjadinya hal ini. Dia juga mengatakan bahwa pada saat sebelum adanya pencemaran ini juga pernah melakukan koordinasi dengan beberapa perusahaan.
“Kami juga pernah koordinasi terkait bau yang dihasilkan dari beberapa perusahaan yang berada di kawasan buditeksindo, pada saat itu kami juga berkoordinasi dengan angoota komisi IV DPRD Kabupaten Serang,” ujarnya.
“Setelah kami lakukan rangkaian koordinasi dan berkomitmen untuk saling tidak merugikan pihak mana pun serta ada campur tangan pemerintah terkait, Alhamdulillah kondisi pada saat itu membaik,” tambahnya.
Awwab juga mengatakan jika pihaknya sebagai perwakilan dari pengurus PDAS maupun warga setempat agar pemerintah terkait untuk segera turun untuk mengatasi masalah ini.
“Pastinya saya sangat berharap kepada pihak manapun apalagi pemerintah kabupaten untuk segera membantu kami dalam menangani masalah ini, khawatir jika kami mengambil tindakan sendiri maka akan membuat kegaduhan antara pihak perusahaan maupun warga,” ujarnya. (mg2/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post