SATELITNEWS.COM, LEBAK—Kekosongan obat khusus di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Adjidarmo Rangkasbitung tak boleh terulang kembali. Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lebak tak mau hal itu terdengar kembali. Sebab pelayanan dasar obat sangat urgen bagi pasien.
“Kekosongan beberapa jenis obat di rumah sakit pelat merah itu disebabkan keterlambatan dari pihak distributor. Itu yang kami dapat dari penjelasan Direktur RSUD dr. Adjidarmo Budhi Mulyanto saat digelar RDP,” kata Sekretaris Komisi III DPRD Lebak Medi Juanda, Rabu (29/03/2023).
Medi mengaku, pihaknya sudah menekankan kepada manajemen RSUD agar kekosongan obat yang diakui setiap tahun terjadi tidak kembali terulang. “Kami tekankan bahwa kami tidak ingin mendengar lagi seperti ini ke depannya. Karena ini Pak Direkturnya baru, lalu teman-teman manajemen nya juga banyak yang kemarin dirombak,” ungkap politisi Partai NasDem ini.
Senada dikatakan Ketua Komisi III DPRD Lebak, Eko Prihardiono. Ia juga meminta kekosongan obat tidak boleh lagi terjadi di RSUD. Ia pun meminta rumah sakit agar tidak membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan antara pasien yang satu dengan pasien yang lain.
“Kita tidak mau tau lagi ada keterlambatan atau kekosongan obat, karena ini menjadi tanggung jawab rumah sakit. Rumah sakit harus memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, siapapun pasien yang dilayani harus jadi prioritas agar RSUD ini bisa jadi andalan warga Lebak dalam pelayanan kesehatan,” kata Eko.
Sebelumnya, Direktur RSUD dr. Adjidarmo dr. Budhi Mulyanto menyebut, penyebab kosongnya obat dikarenakan belum tersedianya obat yang akan dibeli pada awal tahun di e-katalog.“Pengadaan (obat) utama kita di e-katalog, nah banyak item obat yang belum tersedia di sana. Karena sesuai arahan Presiden, semua barang dan jasa milik pemerintah diutamakan melalui e-katalog,” ungkap Budhi.
Menurutnya, kekosongan obat-obatan tertentu pada awal tahun selalu terjadi. Tidak hanya di RSUD Adjidarmo melainkan juga di rumah sakit lain. “Ketersediaan di awal tahun kurang atau tidak ada sama sekali, dan ini kami akui karena kesalahan kami dalam membuat buffer stock untuk tiga bulan terakhir. Seharusnya di akhir tahun kami bisa menyiapkan stok untuk tiga bulan ke dapan. Ada beberapa obat yang kita tidak bisa siapkan buffer stock sehingga di bulan Maret ada yang kosong,” paparnya. (mulyana)
Diskusi tentang ini post