SATELITNEWS.ID, SERANG–Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serang, melestarikan tiga jenis tanaman yakni Kuranji, Gandaria dan Jamblang, di taman Keanekaragaman Hayati (Kahati) yang terletak di Desa Cikolelet, Kecamatan Cinangka. Hal itu dilakukan, lantaran tanaman tersebut sudah mulai langka.
Kepala Seksi (Kasi) Pemulihan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serang, Ubaidillah mengatakan, di wilayah Cinangka sebenarnya tanaman seperti Kuranji masih ada di Desa Mekarsari, meskipun jumlahnya tidak banyak. Namun untuk wilayah lainnya, sudah tidak ada.
“Kuranji sudah mahal sekarang, bisa Rp 30 ribu per Kg. Kedepannya, ini (taman kahati,red) bagian untuk mendata memusatkan tanaman langka di Cikolelet,” kata Ubadillah, kemarin.
Oleh karena itu tambahnya, pihaknya melakukan pembentukan dan pengelolaan taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) yang kegiatannya melakukan penaman pohon langka tersebut. Awal mula pembentukan taman Kehati, sudah dilakukan sejak tahun 2015 lalu, di Desa Kadukempong dan Kadubereum, Kecamatan Padarincang.
Kemudian pada tahun 2017, pihaknya mencari lokasi lainnya untuk dijadikan taman Kehati. Pihaknya bertemu dengan Kepala Desa (Kades) Cikolelet, Kecamatan Cinangka Ojat Darojat, yang bersedia wilayahnya dijadikan taman Kehati seluas 10 hektar, yakni di Gunung Pilar.
“Setiap blok, kami tanami berbagai tanaman khususnya yang endemik,” tandasnya.
Adapun tumbuhan yang ditanam di lokasi tersebut, yakni Gandaria, Jamblang dan Kuranji. Dimana tiga jenis tanaman ini, sudah langka. “Tujuan Kehati sebagai edukasi kepada masyarakat, atau sekolah kedepan. Bahwasannya kita punya tanaman yang spesifik endemis, di lokasi tersebut yakni di Gunung pilar,” tuturnya.
Dijelaskannya pula, sesuai aturan Permen LH tahun 2013 setiap Kabupaten/Kota minimal harus memiliki taman kahati seluas 10 hektar. Taman Kehati bisa dibentuk oleh Provinsi, Kabupaten atau inisiatif warga.
“Perawatannya dari kita. Kita serahkan ke warga disana, karena taman Kehati lahannya bukan milik Pemda, baik Cikolelet maupun Padarincang, tapi punya warga,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post