SATELITNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah mengingatkan semua pihak bersiap menghadapi dampak buruk El Nino yang bakal melanda Indonesia. Dampak luas El Nino bisa berimbas pada inflasi di dalam negeri.
Pasalnya, El Nino berpotensi menyebabkan kekeringan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa daerah. Kekeringan di lahan pertanian ini bisa memicu terganggunya produksi pangan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta kementerian/lembaga dan Pemerintah Daerah bersiap melakukan mitigasi menghadapi El Nino, yang bakal terjadi pada Agustus.
“Pada 2015, El Nino menyebabkan kekeringan dan karhutla yang berdampak pada turunnya produksi pertanian dan pertambangan hingga kontribusinya terhadap inflasi,” kata Luhut.
El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik. Pemanasan suhu muka laut ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. El Nino juga memicu kekeringan.
Menurut Luhut, berdasarkan keterangan dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) Organisasi Meteorologi Dunia, fenomena La Nina yang telah terjadi selama tiga tahun berturut-turut dan membawa cuaca lebih basah, telah berakhir.
Sebagai gantinya, El Nino akan membawa suhu menjadi tinggi, sehingga membuat cuaca menjadi lebih kering.
Suhu laut juga telah mencapai rekor tertingginya setelah terakhir terjadi pada tahun 2016. Belum lagi gelombang panas yang mendorong rekor suhu tertinggi di Asia akhir-akhir ini.
“Dari pemodelan cuaca yang kami dapat, El Nino diprediksi akan terjadi Agustus 2023, meski ketidakpastian tingkat keparahan El Nino masih sangat tinggi,” ungkap Luhut.
Luhut mengatakan, El Nino berdampak luas terhadap inflasi Indonesia karena besarnya kontribusi inflasi pangan terhadap inflasi keseluruhan. Hal ini terjadi karena diperkirakan 41 persen lahan padi mengalami kekeringan ekstrem di tahun tersebut.
Data World Food Programme bahkan menyebut, 3 dari 5 rumah tangga kehilangan pendapatan akibat kekeringan. Dan 1 dari 5 rumah tangga harus mengurangi pengeluaran untuk makanan akibat kekeringan.
“Untuk itu, kami akan bersiap dalam kondisi yang paling ekstrem sekalipun,” tegas Luhut.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, upaya mencegah efek El Nino bukan hanya pekerjaan menteri saja. Namun, perlu upaya bersama dari gubernur, bupati hingga petani.
Politisi Partai NasDem ini mengatakan, saat ini Pemerintah akan melakukan upaya persiapan dan penyesuaian terkait produktivitas panen gandum di Indonesia.
“El Nino itu warning. Jadi, berbagai langkah harus dilakukan. Kami tidak tunggu El Nino datang baru bereaksi,” tuturnya.
Syahrul berharap, semua pihak terkait melakukan pencegahan sejak dini sebagai bentuk antisipasi. (rm)
Diskusi tentang ini post