SATELITNEWS.COM,TANGERANG-Sebanyak 1.800 kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) pekerja migran Indonesia (PMI) nonprosedural atau ilegal terjadi dalam periode 2020-2023. Kasus PMI Ilegal ke berbagai negara tersebut didominasi yang bekerja terkait online scam.
“Dan ini sangat mengkhawatirkan dan harus menjadi perhatian bagi kita semua. Kasus ilegal ini mencerminkan kita harus bersama-sama memperkuat sistem di Indonesia, mulai dari pencegahan, kemitraan juga harus kita kuat sampai penegakan hukum,” ujar Fungsional Diplomat Muda Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, Rina Komaria.
Menurut Rina, persoalan TPPO ini sangat kompleks persoalannya lantaran kasus tersebut adalah transaksional kejahatan. Sehingga, lanjutnya, apabila warga negara Indonesia (WNI) sudah diberangkatkan ke suatu negara, kompleksitas penanganan semakin tinggi.
“Dalam hal ini kami sangat mengapresiasi terhadap penegak hukum yang telah melakukan untuk mengungkap kasus tersebut, hingga menekankan upaya pemberantasannya. Terutama untuk memberantas sindikat WNI ke luar negeri terutama ke negara berbahaya,” jelasnya.
Rina berharap, kepolisian serta stakeholder lainnya saat terdapat laporan dari keluarga korban TPPO, semoga dapat langsung ditindaklanjuti. Sehingga, lanjutnya, dengan pengungkapan ini berharap sedikit demi sedikit kasus tersebut dihilangkan.
“Sehingga dalam hal ini dari sisi kami bisa semakin kuat dalam upaya perlindungan para WNI di luar negeri,” katanya.
Rina meminta, instansi-instansi terkait dapat mengedukasi masyarakat untuk tidak terlena penipuan dengan lowongan kerja yang banyak beredar di media sosial dengan menjanjikan bekerja sebagai operator game online, customer service, marketing, dan lainnya ke negara yang konflik.
“Jadi sangat berhati-hati dalam melamar pekerjaan melalui lowongan pekerjaan yang tidak jelas, kroscek dulu keabsahannya. Karena dalam catatan kami, WNI di sektor ini semakin menyebar, yang tadinya hanya tercatat di Filipina dan Kamboja, sekarang sudah ada di Myanmar, Laos, Vietnam, dan bahkan UEA (Uni Emirat Arab),” pungkasnya. (mg3)
Diskusi tentang ini post