satelitnews.com, JAKARTA—Presiden Joko Widodo menginstruksikan Gubernur Banten Wahidin Halim dan Bupati Lebak Iti Octavia untuk segera merehabilitasi dan merekonstruksi rumah para warga yang terkena banjir dan longsor. Instruksi itu disampaikan dalam rapat terbatas di Istana Negara, Rabu (8/1).
Menurut Jokowi, upaya merehabilitasi dan merekonstruksi rumah korban dapat dilakukan setelah masa tanggap darurat bencana banjir dan tanah lonsor selesai. Gubernur Banten Wahidin Halim menetapkan darurat bencana berlangsung sejak 1 Januari hingga 14 Januari 2019.
“Setelah tanggap darurat selesai, saya minta tahap untuk rekonstruksi dan rehabilitasi (rumah), terutama di Banten dan Jabar. Saya harapkan segera dilakukan untuk rumah yang terkena longsor dan banjir,” kata Jokowi saat rapat terbatas penanganan banjir di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (8/1).
Rapat terbatas penanganan banjir diikuti sejumlah kepala daerah. Diantaranya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Banten Banten Wahdiin Halim, Bupati Lebak Iti Oktavia Jayabaya, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi dan Bupati Bogor Ade Monawaroh Yasin. Sejumlah jajaran menteri juga ikut seperti Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri KLHK Siti Nurbaya Bakar, dan Kepala BNPB Doni Munardo.
Jokowi mengatakan, data-data kerusakan rumah akibat longsor sudah lengkap. Ia meminta Ridwan Kamil, Wahidin dan Iti untuk segera menentukan area relokasi untuk warga terdampak longsor.
“Pak Gubernur Jabar, (saya minta) agar nanti ini bisa dipastikan segera bisa diselesaikan. Pak Gubernur Banten saya minta, juga Bupati Lebak, keputusan relokasi dari yang terkena banjir bandang segera diputuskan. Tapi tolong lbu Bupati ditentukan, jangan jauh-jauh dari lokasi yang ada sehingga segera kita putuskan dan juga Gubernur Jawa Barat agar bisa dipastikan bisa diselesaikan. Terutama di beberapa tempat, yang terutama tidak bisa dilakukan pembangunan rumah kembali di tempat existing,” tambah dia.
Jokowi sebelumnya telah meninjau lokasi banjir dan tanah longsor di Lebak maupun Sukajaya pada Selasa (7/1) lalu. Untuk di Kabupaten Bogor, Jokowi mendapatkan laporan terdapat ratusan titik longsor yang harus diwaspadai.
Jokowi juga meminta kepada semua pihak agar mengevaluasi sistem pengendalian banjir, pengendalian bencana dari hulu ke hilir. Harus ada strategi dan rencana jangka pendek hingga masa yang akan datang.
“Yang saya tahu seperti Masterplan ini sudah ada, tapi implementasi perlu lebih detail lagi kerja sama antara-antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, kota,” ungkap Jokowi.
Sementara itu, banjir bandang yang menerjang Kabupaten Lebak mengakibatkan kerusakan sejumlah infrastruktur. Kerusakan tersebut meliputi 22 jembatan gantung non permanen, tiga jembatan gantung non permanen, tiga jembatan komposit, satu jembatan rangka, serta dua jalan kabupaten.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulisnya menuturkan, dalam dua minggu ini akan memperbaiki jembatan rusak agar konektivitas masyarakat dapat kembali normal. Selain itu, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah Banten Direktorat Jenderal Cipta Karya menyiapkan posko pengungsi yang dilengkapi sarana di sejumlah titik terdampak seperti di Kecamatan Sajira dan Lebak Gedong.
Sarana tersebut meliputi empat unit mobil tangki air berkapasitas 4000 liter per detik, dan 12 unit hidran umum berkapasitas 2000 liter per detik. Kemudian tiga unit tenda pleton pengungsi, toilet mobil sebanyak tiga unit, satu unit dump truck, serta 15 orang personil. Menurut Basuki, ketersediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi merupakan hal penting dalam masa tanggap darurat.
“Kita juga manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat maupun IPA mobile untuk menyuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian,” kata Basuki.
Basuki juga menginstruksikan agar konstruksi Bendungan Karian yang berlokasi di Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, selesai tepat waktu pada Maret 2021. Hingga saat ini, progres pembangunan Bendungan Karian mencapai 56,5 persen.
Kelak jika rampung, bendungan ini akan memiliki kapasitas tampung sebesar 314.7 juta meter kubik dan luas genangan maksimum sebesar 1,740 hektar. Nantinya, bendungan tersebut dapat dimanfaatkan untuk menambah kebutuhan suplesi ke Daerah Irigasi (DI) Ciujung dengan luas 22.000 hektar.
Selain irigasi, Bendungan Karian juga berfungsi mengendalikan banjir Sungai Ciberang sebesar 60,8 juta meter kubik saat musim hujan. Keberadaan bendungan itu juga akan menyuplai air baku untuk kebutuhan rumah-tangga dan industri di 9 kota/kabupaten di Provinsi Jakarta dan Banten sebesar 14,6 meter kubik per detik. Kesembilan kota atau kabupaten tersebut yakni Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon sebesar 1,5 meter kubik per detik. Kecamatan Rangkasbitung dan Maja Kabupaten Lebak sebesar 0,6 meter kubik per detik. Kemudian Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor sebesar 0,2 meter per detik, Kabupaten Tangerang sebesar 3,6 meter kubik per detik, Kota Tangerang sebesar 2,0 meter kubik per detik, Kota Tangerang Selatan sebesar 1,8 meter kubik per detik, dan Kota Jakarta Barat sebesar 4,2 meter kubik per detik. Lalu guna mengalirkan air baku ke daerah-daerah tersebut diperlukan pembangunan pipa air sepanjang 47,9 kilometer untuk melayani lebih dari 5 juta jiwa.
Di tempat terpisah, rapat koordinasi evaluasi penanggulangan bencana dilakukan Pemkot Tangerang, Rabu (8/1). Rakor tersebut dihadiri Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin, Dandim 0506/Tgr Wisnu Kurniawan, Kabag Ops Polres Tangerang Kota Anggun Cahyono, 13 Kecamatan se Kota Tangerang serta perangkat OPD Kota Tangerang.
Dalam sambutannya, Arief mengungkapkan terima kasih kepada TNI, Polri dan seluruh jajaran Pemkot yang telah membantu baik saat penangan bencana banjir hingga pasca bencana.
“Saya sangat mengapresiasi kinerja bapak dan ibu sekalian atas tugas dan dedikasi yang diberikan kepada masyarakat Kota Tangerang selama banjir hingga pasca banjir,” ucap Arief.
Arief juga mengutarakan bahwa melalui rapat evaluasi tersebut diharapkan seluruh pihak dapat mengantisipasi apa yang menjadi kepentingan saat bencana datang.
“Ini guna memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat Kota Tangerang,” ungkapnya.
Untuk itu, Arief mengharapkan kepada jajaran Pemkot, TNI, maupun Polri agar tetap menjalin kekompakan dan sinergitas dalam menangani penanggulangan bencana di wilayah Kota Tangerang.
“Semoga Kota Tangerang selalu dalam lindungan Allah SWT dan tetap jaga kesehatan untuk bapak dan ibu sekalian,” pungkasnya. (jpg/gatot)
Diskusi tentang ini post