SATELITNEWS.COM, LEBAK—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak bersiap diri mewaspadai pontensi bencana krisis air bersih yang diprediksi terjadi di bulan Juli-Agustus 2023 mendatang. Hal itu seiring wilayah Kabupaten Lebak mulai memasuki musim kemarau dan fenomena El Nino yang diprediksi terjadi di Indonesia.
Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama mengatakan, musim kemarau di Kabupaten Lebak bukan kali pertama sehingga hal itu menjadi kewaspadaan bagi BPBD untuk menanggulanginya. Sejumlah strategi pun telah disiagakan untuk mengantisi potensi dampak kemarau yakni krisis air bersih. “Prediksinya puncaknya musim kemarau terjadi pada bulan Juli atau Agustus 2023. Sementara peralihan sekitar di bulan Oktober,” kata Febby Selasa (9/5).
Berdasarkan peta risiko rawan bencana kekeringan dan krisis air bersih, Febby menuturkan sebanyak 16 kecamatan masuk kategori rawan. Namun pada tahun ini ada 18 desa di 8 kecamatan yang menjadi perhatian kekhawatiran pemerintah daerah karena memiliki kapasitas air rendah.
Seperti Desa Margajaya dan Margatirta di Kecamatan Cimarga; Desa Cempaka, Sukarendah, Baros, Padasuka, Banjarsari Kecamatan Warunggunung; Desa Oaja dan Bungur Mekar Kecamatan Sajira; Desa Binong, Pasir Kacapi dan Cibeureum Kecamatan Maja; Desa Parakan Lima dan Badur Kecamatan Cirinten; Desa Muara Kecamatan Wanasalam; Desa Gunung Batu Kecamatan Cilograng; dan Desa Jalupang Mulya dan Cibungur Kecamatan Sajira.
“Beberapa wilayah dari 16 wilayah tersebut sudah masuk dengan program seperti pamsimas, sumur bor dan lain-lain. Jadi concern kita ke delapan kecamatan,” ujar Febby.
Dikatakan Febby, jika fenomena El Nino berlangsung tiga bulan, maka kebutuhan air bersih yang harus disuplai ke 18 desa rawan krisis air bersih bisa mencapai 200 ribu liter. Jumlah kebutuhan air tentu bisa lebih besar jika El Nino berlangsung lebih lama. “Itu asumsi untuk tiga bulan ya, tapi kalau bertahan sampai 4-5 bulan otomatis kebutuhannya lebih dari itu,” kata dia.
Ditambahkannya, relawan BPBD yang tersebar di 28 kecamatan menjadi garda terdepan dalam memberikan informasi ke posko utama. Febby menyebut koordinasi terus dilakukan baik dengan relawan maupun dengan pemerintah kecamatan hingga tingkat desa. “Sebagai langkah antisipasi dan penanggulangan koordinasi terus kita lakukan baik dengan relawan maupun pemerintah kecamatan dan desa,” imbuhnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lebak, Fraksi PKS Abdurahman mengapresiasi langkah kesiapsiagaan BPBD Lebak dalam mewaspadai potensi krisis air bersih. Kendati demikian, pihaknya juga meminta kepada masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan khususnya di daerah yang resapan air nya masih bagus untuk tidak menebang pohon sembarang atau hal lainnya dapat menimbulkan resiko kelangkaan air bersih.
“Lebak ini memiliki luas wilayah terbesar di antara kabupaten/kota di Provinsi Banten, dengan daerah yang dikelilingi aliran sungai dan perbukitan. Artinya potensi air cukup banyak selama manusia itu sendiri dapat menjaga lingkungannya dari oknum yang tidak bertanggung jawab, salahsatunya menebang pohon sembarangan,” pungkasnya.(mulyana)
Diskusi tentang ini post