SATELITNEWS.COM, TIGARAKSA – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang mencatat harga telur ayam di pasaran tembus di angka Rp 32.000/ Kg, Senin (22/5). Kenaikan harga tersebut dinilai rata se-Kabupaten Tangerang dan Provinsi Banten, karena adanya kenaikan harga pakan ayam.
Kepala Bidang Perdagangan pada Disperindag Kabupaten Tangerang, Iskandar Nordat mengatakan, pihaknya telah mencatat bahwa harga telur ayam ras mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari harga normal. Menurutnya, awalnya harga telur ayam hanya mencapai Rp22.000/ Kg, namun kini tembus di angka Rp32.000/ Kg. Katanya, hal itu dikarenakan adanya kenaikan harga pakan ayamsehingga kenaikan telur inipun rata se Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
Selain harga pakan yang naik, kenaikan harga telur juga diperkirakan karena permintaan terus meningkat. Sementara stok telur belum ada peningkatan. Sehingga lebih besar permintaan dibandingkan ketersediaan barang.
“Iya saat ini cukup tinggi. Mencapai Rp32.000. Infonya dikarenakan harga pakan naik, dan itu hampir di semua Kabupaten/ Kota di Banten. Selain itu, permintaan telalu banyak, sementara stok belum nambah,” kata Iskandar Nordat kepada Satelit News, Senin (22/5).
Kata Iskandar, adanya kenaikan harga telur di pasaran telah terjadi sejak bulan April 2023 lalu. Selain harga telur ayam yang naik, harga ayam potong atau ayam ras juga masih terbilang cukup tinggi. Bahkan mengalami kenaikan yaitu mencapai Rp50.000 hingga Rp55.000. Kata Nordat, istilahnya harga ayam ras hanya mencapai Rp 32.000.
“Harga normalnya Rp 30.000, lalu saat Idul Fitri naik jadi Rp 40.000 dan sekarang kembali naik mencapai Rp 50.000 hingga Rp 55.000,” katanya.
Ditempat terpisah, salah satu pemilik warung sembako di Kampung Katomas, Kelurahan Tigaraksa, Kecamatan Tigaraksa, Nur mengaku, naiknya harga telur membuat daya beli masyarakat menurun. Katanya, awalnya ketika harga telur murah masyarakat banyak yang membeli telur, namun ketika ada kenaikan daya beli berkurang. Dia berharap, semua harga-harga kebutuhan komoditi, khususnya telur bisa kembali ke harga normal.
“Daya beli berkurang, saya juga stok sedikit karena kurangnya daya beli. Belum lagi kalau ada yang kasbon, jadi bikin berat untuk menyetok telur, saya harap akan kembali turun,” tambahnya. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post