SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG–Harga telur ayam di pasar tradisional di Kabupaten Pandeglang, mengalami kenaikan drastis. Biasanya, paling tinggi harganya Rp 24 – 26 ribu/Kg. Namun kini, menggila hingga mencapai Rp 32 – 34 ribu/Kg.
Kondisi itu, selain membuat emak – emak paleng (pusing) tepuk jidat, juga membuat para pedagang harus kehilangan omset hingga 50 persen, yang diakibatkan sepinya pembeli telur ayam.
Seorang warga, Eneng mengatakan, dua pekan lalu ia membeli telur ayam hanya Rp 24 ribu per Kg, tapi saat ini harganya mencapai Rp 32 ribu/Kg.
“Bikin paleng aja, sekarang harga telur. Dua minggu lalu, saya beli paling mahal Rp 24 ribu/Kg. Eh, sekarang sudah naik menjadi Rp 32 ribu,” kata Eneng, Rabu (24/5/2023).
Ia berharap, agar Pemerintah segera turun tangan mengatasi melambungnya harga telur ayam di pasaran. Karena bagaimanpun katanya, telur ayam adalah salah satu alternatif lauk pauk untuk makan, yang tergolong ekonomis.
“Dulu kalau mau makan sederhana alias murah meriah, cukup dengan telur ayam. Sekarang, boro – boro. Kita sebagai masyarakat kecil, sangat keberatan dengan kenaikan harga ini. Ya, minta Pemerintah segera bergerak, agar harganya turun (normal) lagi,” harapnya.
Ibu dua anak ini mengaku, sejak dua minggu ini ia hanya mampu membeli telur ayam maksimal 1 Kg. Padahal, biasanya sambil nyetok di rumah, sekali beli 2 atau 3 Kg.
“Ekonomi lagi sulit, harga – harga bahan pokok malah melejit, jadi rumit deh,” keluhnya lagi.
Seorang pedagang telur di pasar tradisional Pandeglang, Iyus mengungkapkan, kenaikan harga telur ayam terjadi dari pekan lalu. “Pekan lalu, harganya paling mahal mencapai Rp 26 – 27 ribu/Kg. Sekarang sudah menjadi Rp 32 ribu/Kg,” tandasnya.
Akibat kenaikan itu keluhnya, telah membuat sepi pembeli hingga berdampak pada omset penjualan. “Kenaikannya sudah seminggu lalu, akibatnya sepi pembeli dan omset juga turun sampai 50 persen,” pungkasnya.
Ia juga menyebutkan, kenaikan harga telur ayam ini diduga karena tingginya harga pakan ayam. “Biasanya kenaikan harga telur ayam ini diakibatkan tingginya harga pakan ayam,” ucapnya.
Ia pun mengaku biasanya, ia mampu menjual 50 Kg telur ayam dalam waktu 2 hari. Namun saat harga telur ayam mulai melambung, butuh waktu seminggu untuk menghabiskan 50 Kg telur ayam tersebut.
“Jadi bukan hanya pembeli saja yang keteteran, kami juga penjual sama saja. Kami juga nggak tahu, sampai kapan kondisi seperti ini akan terjadi, mudah – mudahan segera normal lagi,” imbuhnya. (nipal)
Diskusi tentang ini post