SATELITNEWS.COM, SETU–Pemerintah Kota Tangsel berupaya untuk segera membantu perbaikan rumah Maryani (65), warga Kampung Sengkol, RT05 RW02 Kecamatan Setu. Kediaman wanita berusia 65 tahun itu rusak akibat pergeseran tanah terjadi pada Minggu (21/5) lalu pasca diguyur hujan lebat.
Sekretaris Kelurahan Muncul Muhamad Ali menyampaikan, upaya bantuan telah dilakukan sejak pertama kejadian petugas BPBD serta relawan Kampung Siaga Bencana (KSB) dan para pengurus lingkungan. Termasuk memberikan bantuan logistik. Menurutnya sebelum kejadian telah diusulkan untuk dilakukan penurapan, bahkan telah disurvei sebanyak tiga kali oleh PU.
“Selain itu juga karena ini mendesak, kami usulkan untuk pembuatan turap. Jika ini langsung direspon maka setelah dibuatkan turap kami akan usulkan untuk bedah rumah ke Baznas Kota Tangsel,” ujarnya.
Menurutnya dampak dari longsoran bukan saja bagian atas milik Maryani (65). Namun juga ada rumah yang di bawahnya turut terdampak. Maka dengan kejadian ini telah musyawarah kedua belah pihak supaya nantinya sama-sama dibuatkan turap.
Menurut Muhamad, problem pembuatan turap sejak dulu memang terjadi.
“Mengapa demikian, karena tanah bertebing batasnya atas dan bawah. Sehingga misalnya pemerintah mau membuat turap, pemilik tanah keberatan karena tanahnya digunakan untuk pembuatan turap. Namun atas musibah ini sudah ada kesepakatan kedua belah pihak,” ujarnya.
Untuk yang di bawah, juga akan dilakukan kerja bakti bersama warga sekitar. Pihaknya juga menyampaikan mengingat kondisi yang rusak parah akhirnya penghuni diminta mengungsi sementara. Kawasan Muncul memiliki dataran yang curam. Ketinggian tebing kisaran satu hingga lima tujuh meter. Topografi ini karena dulunya sebagai penambangan pasir.
“Untuk di belakang jantor kelurahan tebingnya dari nol meter hingga kedalaman lima meter. Jika diturap kurang lebih sepanjang 100 meter. Sedangkan data dari BNPB pernah melakukan pengukuran melalui drone beberapa tahun lalu, kurang lebih panjangnya mencapai 3 ribu meter, di 30 titik yang tersebar di 6 RW se Kelurahan Muncul yang harus diturap,” ucapnya.
Maryani tinggal bersama 2 anak perempuan dan 3 orang cucunya. Suaminya telah tiada sejak 2008 silam. Tempat tinggalnya tak jauh dari tebing yang rentan longsor. Kontur hingga kemiringan permukaan tanah di sana bisa menyebabkan tanah bergerak manakala ada tekanan air hujan yang cukup deras.
“Rumah ini pada retak-retak, atapnya juga udah mau ambruk, katanya karena tanah bergerak. Sudah hampir 10-an tahun lalu begini. Nanti kalau ada kejadian, baru dibenerin lagi, nanti retak-retak lagi,” ujarnya.
Retakan besar nampak melintang di berbagai sudut dinding rumah sederhana itu. Bahkan, di permukaan lantai bagian belakang terdapat sejumlah retakan.
“Sekarang sebenarnya tinggal nunggu robohnya aja, udah begini bisa lihat sendiri,” imbuhnya. (din/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post