SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Sebanyak 1.585 warga Kota Tangerang yang melanggar aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dihukum mengikuti rapid test. 24 orang diantaranya reaktif sehingga harus diisolasi di dua tempat.
Pemkot Tangerang mulai menjatuhkan sanksi rapid test sejak Kamis (14/5). Di hari pertama, sebanyak 534 warga ikut rapid test Covid-19. 6 orang diantaranya reaktif. Kemudian di hari kedua, Jumat (15/5) ada 584 orang. 9 pelanggar reaktif. Kemudian, Sabtu, 16/5) ada 467 pelanggar, 9 diantaranya reaktif.
“Setelah positif langsung kita bawa ke rumah singgah Dinas Sosial dan puskesmas Panunggangan untuk diisolasi. Nanti sekitar 14 hari baru akan dilepas kalau menunjukkan hasil bagus. Kalau setelah 14 hari belum sembuh akan dibawa ke rumah sakit,” ujar Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang, Agus Hendra kepada Satelit News, (17/5).
Dia menjelaskan penindakan yang dilakukan pada semua Kecamatan di Kota Tangerang ini banyak tak mulus. Ada sebagian warga yang tak terima ditindak. Namun, jajaran berupaya mendinginkan kondisi dengan nasehat.
“Kita kasih pengertian secara persuasif akan bahayanya covid-19 ya mereka mengerti,” ujar Agus.
Agus menjelaskan kalau rata-rata pelanggar tak memakai masker dan tak menjalankan physical distancing seperti berboncengan saat naik motor.
Dari 24 pelanggar yang reaktif saat dirapid test, 14 diantaranya diisolasi di Rumah Singgah Dinsos Kota Tangerang. Sementara 10 lainnya di Puskesmas Panunggangan Barat.
Kepala Dinsos Kota Tangerang Suli Rosadi mengatakan kalau pelanggar yang diisolasi tak usah memikirkan biaya. Karena semua biaya perawatan ditanggung Pemkot Tangerang.
“Semua biaya Pemkot Tangerang dari anggaran yang memang sudah disiapkan,” ujarnya.
Suli mengatakan kalau semua pelanggran tersebut berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP). “Karena kan kalau rapid test itu tidak 100 persen akurat, masih harus di-swab lagi,” imbuh mantan Camat Karawaci ini.
Penanganan warga yang diisolasi memperhatikan standart protokol kesehatan. Mulai dari petugas yang mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) hingga penyemprotan disinfektan secara rutin di setiap sudut ruangan.
“Pasien juga wajib olahraga pagi. Semua kita siapkan di sini makan dan minum. Intinya supaya mereka ngga stres dan cepat sembuh,” pungkas Suli. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post