SATELITNEWS.COM, SERANG – Pj Gubernur Banten Al Muktabar, memantau langsung harga telur ayam di Pasar Induk Rau (PIR). Mengingat dalam beberapa minggu terakhir, harga telur ayam naik drastis. Selain itu, Al juga memantau harga daging ayam.
Pantauan dimulai dari PIR, kemudian berlanjut ke peternakan ayam ras dan petelur, di Kecamatan Curug, Kota Serang, dan diakhiri dengan pembagian telur kepada sejumlah masyarakat di Kelurahan Cipare, Kota Serang, Senin (5/6/2023).
“Kita langsung mengecek harga kedua komoditi itu. Karena seperti kita ketahui, secara umum di Indonesia harga telur dan harga daging ayam ras itu sedang mengalami fluktuatif terdapat peningkatan,” kata Al Muktabar, Senin (5/6/2023).
Menurut Al, soal harga dan mekanisme pasar ini ada hal yang harus kita kalkulasi, jangan sampai berpengaruh kepada pedagang dan juga kepada petani atau peternak.
“Sehingga kita perlu keseimbangan, untuk menyikapi keadaan ini,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Al Muktabar juga langsung membeli sejumlah bahan kebutuhan pokok, diantaranya, telur ayam, daging ayam ras dan daging sapi.
“Tadi kita belanja telur dan ayam, ayam itu yang 1 kg ke atas harganya disekitar Rp 38 ribu, tapi yang 1 kg persis atau dibawah 1 kg karena pangsanya berbeda mencapai Rp 40 ribu hingga Rp 42 ribu, jadi relatif fluktuatif,” tandasnya.
Kemudian, Al memantau lokasi peternakan ayam di Kecamatan Curug, Kota Serang guna memastikan ketersediaan telur ayam ras di peternak berjalan dengan baik.
“Kita langsung cek di kandang, terkait dengan telur sebenarnya hanya soal fluktuasi harga bukan karena kelangkaan, yang mengakibatkan kenaikan lebih kepada soal faktor produksi diantaranya pakan ternak,” ujarnya.
Dikatakan Al, dalam kondisi seperti ini, telur ayam yang diproduksi dari peternakan itu sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan di dalam daerah.
Adapun untuk mengantisipasi kelangkaan harga pakan ternak, Al mendorong BUMD Agrobisnis Banten Mandiri (ABM) untuk bisa mengkordinasikannya dengan petani setempat.
“50 persen pakan ternak itu kan dari jagung. Makanya kita minta ABM untuk konsen pada hal itu. Kita juga masih punya kawasan di selatan, saya komunikasikan ke ABM. Mungkin nanti polanya kita ingin ada sentra seperti terdapat alat pengering, kemudian keserentakan tanam karena itu menentukan. Itu langkah yang akan kita lakukan,” ujarnya lagi.
Sementara, Manajer PT. PURI FARM Aan menyampaikan, untuk harga telur di kandang saat ini mencapai Rp 26 ribu per kilogram. Yang sebelumnya, dapat mencapai sekitar Rp 28 ribu hingga Rp 29 ribu per kilogram.
“Sudah dibawah HET saat ini, memang harga tinggi itu dari faktor harga jagung, karena 50 persen bahan baku pakan itu dari jagung, dan dalam satu hari kami dapat menghasilkan telur mencapai 10 ton,” ungkap Aan.
“Untuk saat ini masih stabil, dan stok pakan selama ini lancar, hanya karena jagungnya naik jadi harganya naik,” imbuhnya. (mg2)
Diskusi tentang ini post