SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Setelah sukses di ajang pencarian bakat di Amerika Serikat yakni America’s Got Talent (AGT), Ariani Nisma Putri seorang penyanyi difabel yang baru saja meraih Golden Buzzer pada AGT 2023 bertemu dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim.
Seperti yang dikutip dari Jawapos.com, dalam pertemuan tersebut, Nadiem juga menyampaikan ucapan selamat atas prestasi yang ditorehkan oleh siswi SMKN 2 Kasihan Jogjakarta itu.
Selain itu, Nadiem juga mengapresiasi semangat luar biasa Putri dan juga orang tua yang mendukung perjalanan Putri selama menempuh pendidikan di sekolah umum. “Menurut saya pengalaman Putri sangat menggambarkan konsep Merdeka Belajar. Di mana orang tua mengikuti minat dan bakat dan memberikan kebebasan dalam mengajarkan Putri. Saya akan sangat senang kalau Putri bisa membuat lagu tentang Merdeka Belajar,” kata Nadiem.
Untuk mendukung mimpi Putri berkuliah di kampus impiannya, Nadiem menyampaikan akan membantu lewat Beasiswa Indonesia Maju (BIM). “Inspirasi Putri untuk negara ini luar biasa. Maka dari itu kami ingin merealisasikan mimpi Putri untuk berkuliah di kampus impian Putri, yang seleksinya sangat ketat. Jadi kami akan mendukung penuh lewat Beasiswa Indonesia Maju,” ungkapnya.
Kepada Mendikbudristek, siswi kelas XI instrumen flute ini menceritakan pengalaman luar biasanya dalam menempuh pendidikan dan mendalami talentanya di bidang musik. “Terima kasih, Pak. Aduh, akhirnya ketemu juga sama Bapak (Nadiem),” kata Putri saat bertemu Nadiem di kantor Kemendikbudristek, Jakarta.
“Sekolah Putri mendukung secara penuh, memberikan semua yang terbaik yang mereka bisa berikan. Contohnya, sekolah masih memberikan pelajaran ke Putri secara daring. Guru-guru juga membantu Putri mendeskripsikan gambar dan partitur ke dalam tulisan, sehingga Putri bisa memahaminya dengan sangat baik,” jelas Putri.
Bakat putri, dimulai dari orang tua yang selalu memberikan kebebasan bagi Putri untuk memilih peminatan pendidikan dan mimpinya, hingga dukungan orang tua dan sekolah untuk memaksimalkan minat dan bakat.
Putri merasa terbantu dengan pembelajaran sekolah yang membebaskan Putri dan guru dalam memilih sarana belajar mengajar. Di samping itu, Putri ternyata memiliki cara sendiri dalam belajar.
“Kalau di sekolah Putri punya cara belajar sendiri Pak, pakai teknologi. Jadi Putri pakai handphone dan laptop biasa, kemudian dibantu screen reader. Putri bisa mengarsipkan sendiri materi-materi sekolah di laptop,” ceritanya.
Di kesempatan yang sama, sang ibu, Reni Alfianty mengatakan, kesuksesan Putri hingga masuk ke semifinal ajang bakat internasional ternyata dikonversi pihak sekolah sebagai bentuk Praktik Kerja Lapangan (PKL).
“Jadi waktu di acara (AGT) itu, Putri bawa name tag sekolahnya dan minta difoto. Saya bilang kenapa? Ternyata untuk bukti PKL-nya,” kata Reni. (jpc)
Diskusi tentang ini post