SATELITNEWS.COM, SERANG – Ulah sebagian oknum pengusaha makanan di sekitar tempat wisata, yang “menggetok” harga tinggi menjadi salah satu hambatan Pemprov Banten, dalam melakukan penataan tempat wisata.
Padahal, penataan itu menjadi salah satu fokus Pemerintah Pusat dalam rangka menggencarkan gerakan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI).
Berdasarkan data yang ada, pada libur panjang Idul Fitri kemarin, realisasi belanja di tempat-tempat wisata di Provinsi Banten hanya mencapai 69 persen, dari target potensi belanja sekitar Rp1,9 Miliar.
“Meski demikian, untuk capaian realisasi kunjungan terjadi peningkatan yang cukup tinggi mencapai 6 juta lebih,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Banten, Al Hamidi, seusai diskusi bersama media di kantornya, Rabu (14/16/2023).
Maka dari itu, lanjutnya, melalui gerakan penataan tempat wisata ini, selain tempatnya yang dilakukan penataan juga pada perilaku SDM-nya yang juga harus mempunyai jiwa sadar wisata.
“Tidak ada lagi getok harga tiket dan makanan. Tahun ini semuanya tidak ada kenaikan. Itu kesepakatannya. Jika masih ada yang coba nakal, akan langsung ditindak oleh kepolisian. Jadi jangan coba-coba,” pungkasnya.
Diakui Hamidi, wisatawan yang datang ke Banten itu lebih didominasi yang pulang-pergi. Sedangkan untuk yang menginap masih angkanya masih relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang datang.
Menurut Hamidi, hal itu tidak terlepas dari kondisi infrastruktur jalan dan juga akses di Banten yang sudah baik dan mudah.
“Jalan kita sudah mulus. Sehingga para wisatawan itu lebih memilih untuk pulang pergi saja. Termasuk juga kenapa realisasi belanja kita tidak tercapai, itu dimungkinkan karena mereka lebih memilih untuk membawa makan dari rumah atau nimbel, dari pada beli di tempat wisata mahal harganya. Kan itu bisa lebih hemat. Stigma itu masih melekat di masyarakat,” jelasnya.
Dikatakan Hamidi, pada tahun ini Pemprov sudah menganggarkan sekitar Rp12 miliar untuk melakukan penataan objek wisata.
Dengan anggaran itu, kita akan optimalkan agar semakin banyak objek wisata yang kita lakukan penataan, baik itu objek wisata alam, buatan, religi maupun pantai.
“Tahun lalu kita sudah menata sebanyak 98 titik. Tahun ini kita harapkan lebih banyak lagi,” ucapnya.
Kemudian, lanjut Hamidi, untuk momen libur panjang sekolah dan Idul Adha tahun ini, pihaknya menargetkan kunjungan sebesar 3,5 juta wisatawan.
Target itu dinilai realistis dan akan tercapai, terlebih saat ini Pemprov Banten tengah menggencarkan penataan tempat wisata.
Selain itu, untuk mengoptimalkan pendapatan retribusi dari tempat wisata ini, Hamidi mewajibkan bagi seluruh pelaku dan pengelola objek wisata agar mempunyai badan huku.
Hal itu penting dilakukan, agar setiap rupiah yang masuk bisa terdata dengan jelas dan dilaporkan pajaknya.
“Kalau tidak begitu, ada potensi uang dari retribusi yang didbebankan kepada wisatawan itu tidak masuk ke PAD, hanya ke kantongnya masing-masing,” ujarnya.
Oleh karena itu, tambah Hamidi, dalam waktu dekat pihaknya akan memberlakukan tiket masuk yang terintegrasi. Artinya, dengan satu tiket ini, selain itu legal, dana yang masuk juga masuk ke PAD yang terpenting juga ada asuransi di sana.
“Tidak menutup kemungkinan nanti kedepannya tiket terintegrasi ini kita berlakukan secara online, untuk meminimalisir oknum-oknum nakal yang sering memanfaatkan,” imbuhnya. (mg2)
Diskusi tentang ini post