SATELITNEWS.COM, JAKARTA – Pengusaha China tertarik mengembangkan teknologi canggih di industri baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV). Mereka siap meningkatkan investasi lima tahun ke depan.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, investasi sumber energi hijau dilakukan Chief Executive Officer (CEO) Huayou Cobalt Co. Ltd Chen Xuhua.
Airlangga mengapresiasi Huayou Cobalt karena menggunakan teknologi yang lebih maju dibandingkan dengan teknologi yang ada di China saat ini.
“Kami juga meminta Huayou Cobalt mempercepat pembangunan hilirisasi foil tembaga untuk lapisan baterai lithium,” kata Airlangga, saat bertemu dengan Chen Xuhua, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, belum lama ini.
Menurutnya, pengembangan industri baterai EV di Indonesia menjadi salah satu prioritas Pemerintah, yang diupayakan dengan mendorong hilirisasi material-material, antara lain nikel, bauksit dan tembaga.
“Melalui proyek strategis nasional, Pemerintah mendukung pengembangan investasi industri baterai EV. Khususnya untuk kawasan industri terintegrasi material baterai lithium,” katanya.
Pembangunan ini telah menarik perhatian para investor global untuk berinvestasi di Indonesia. Salah satu investor dalam industri tersebut, Huayou Cobalt.
Ketua Umum Partai Golkar ini menyebut, selama lima tahun, Huayou Cobalt telah melakukan investasi 21,5 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 320,9 triliun untuk 9 proyek yang menyerap 52.000 tenaga kerja di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Chen Xuhua meminta dukungan Airlangga untuk pengembangan kawasan industri dan pembangunan sumber energi air dalam rangka mewujudkan hilirisasi yang ramah lingkungan.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan, pihaknya akan terus menggenjot investasi hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) untuk kuartal berikutnya. Hal itu dilakukan untuk merealisasikan target investasi Rp 1.400 triliun tahun ini.
Sepanjang 2022 hingga periode triwulan I-2023, Bahlil mencatat sektor industri pengolahan seperti industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya, konsisten berada di peringkat atas sektor penyumbang investasi terbesar di Indonesia.
“Saya akan fokus terus terhadap investasi hilirisasi. Karena hilirisasi menjadi kunci ekonomi nasional kita tumbuh berkualitas dan berdaya saing tinggi,” ujarnya.
Pada periode kuartal I-2023, realisasi investasi mencapai Rp 328,9 triliun dengan didominasi oleh Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 53,8 persen.
Untuk realisasi PMA pada sektor manufaktur, khususnya industri logam menempati urutan pertama pada triwulan I-2023 dengan 2,9 miliar dolar AS.
Sedangkan sektor pertambangan memuncaki investasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan Rp 19,8 triliun di kuartal I-2023.
Hal tersebut menunjukkan kebijakan Pemerintah melalui program hilirisasi SDA telah berdampak positif terhadap capaian kinerja investasi di awal tahun ini.
“Kami masih fokus pada hilirisasi. Di banyak negara, hilirisasi menjadi instrumen untuk menjadikan negara berkembang menjadi maju,” ucapnya. (rm)
Diskusi tentang ini post