SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kabupaten Pandeglang, mendata ada enam kecamatan yang rawan kebakaran, salah satunya wilayah perkotaan.
Hal itu, karena selain karena kepadatan perumahan warga, juga karena kurang fahamnya masyarakat tentang keselamatan.
Persoalan tersebut semakin dipersulit, dengan minimnya armada Damkar yang tersedia. Selama ini, BPBDPK hanya memiliki tiga unit armada Damkar. Idealnya, armada Damkar yang dimiliki sebanyak enam unit, untuk beroperasi di semua wilayah Pandeglang.
Kepala Bidang (Kabid) Pemadam Kebakaran (Damkar) BPBDPK Kabupaten Pandeglang Endan Permana mengatakan, wilayah pusat kota menjadi salah satu daerah di Pandeglang yang rawan terjadi kebakaran.
“Iya wilayah kota Pandeglang, jadi wilayah rawan kebakaran. Karena masyarakatnya kurang faham tentang keselamatan,” kata Endan, Kamis (22/6/2023).
Endan mengatakan, selain wilayah perkotaan, beberapa wilayah di Pandeglang menjadi tempat rawan kebakaran, seperti di Kecamatan Panimbang, Labuan, Saketi, Cibaliung, dan Kecamatan Bojong.
“Ada enam wilayah rawan kebakaran, termasuk wilayah perkotaan. Banyak hal yang menjadi penyebabnya, diantaranya, yang karena kelalaian sendiri atau human error,” tandasnya.
Endan menerangkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran, yakni dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar selalu waspada dan menjauhi faktor yang bisa menyebabkan kebakaran seperti membuang puntung rokok sembarang, tidak memadamkan api sisa pembakaran sampah, dan lainnya.
“Kita akan terus berikan pemahaman agar kebakaran bisa ditekan,” katanya.
Endan mengatakan, selama 2023 telah terjadi 20 musibah kebakaran dengan kerugian lebih dari Rp1,3 Miliar.
Sedangkan di tahun 2022 lalu, terjadi sebanyak 30 musibah kebakaran dengan kerugian lebih dari Rp1,5 Miliar. Sedangkan tahun 2021 terjadi 49 kasus kebakaran dengan kerugian mencapai Rp2 Miliar lebih.
“Januari saja sudah lima kejadian kebakaran. Kita khawatir jumlah kebakaran tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Makanya, kita akan sosialisasikan agar warga bisa lebih mengerti mengenai pencegahan kebakaran,” ujarnya.
Endan mengatakan, kasus kebakaran bisa terus bertambah apabila masyarakat tidak waspada.
Oleh karena itu, dia menyarankan agar warga Pandeglang mematikan sisa api pembakaran atau memeriksa kabel listrik agar tidak korslet.
“Kebanyakan kasus kebakaran dari korsleting listrik, makanya harus tetap waspada,” katanya.
Endan juga mengatakan, mayoritas kejadian kebakaran tersebut akibat korsleting listrik dan menimpa rumah warga yang bangunannya semi permanen dan dari kayu. Selain itu, kebakaran juga mayoritas terjadi di wilayah selatan Pandeglang.
“Kebanyakan karena korsleting listrik. Tetapi memang ada juga karena lilin, obat nyamuk, sisa pembakaran sampah, dan lainnya,” pungkasnya.
Endan mengatakan, selama ini pihaknya kerap merasa kesulitan apabila terjadi kebakaran di wilayah selatan Pandeglang. Hal itu karena keterbatasan armada Damkar dan pos pemadam, karena Pandeglang merupakan wilayah yang luas.
“Harusnya ada enam pos damkar dan enam armada damkar. Sekarang kita cuma punya satu pos dan dua armada damkar,” pungkasnya.
Endan mengaku, setiap tahun instansinya kerap menyampaikan permohonan penambahan armada damkar. Namun, hal itu belum pernah mendapat respons dari pimpinan.
“Usulan selalu kita sampaikan setiap tahun, karena memang untuk membeli armada Damkar ini butuh biaya, makanya kurang direspons,” katanya.
Ketua Komisi IV DPRD Pandeglang M Habibi Arafat meminta, agar BPBDPK terus melakukan sosialisasi dan memberikan pemahaman kebencanaan kepada masyarakat.
“Pemberian pemahaman kebencanaan penting untuk dilakukan. Jangan sampai kejadian bencana kebakaran semakin parah,” ujarnya.
Selain itu, Habibi juga meminta agar instansi terkait melengkapi peralatan penanganan bencana kebakaran.
Soalnya, selama ini wilayah selatan Pandeglang menjadi daerah yang sulit penanganan kebakaran.
“Armada mobil damkar harus ditambah, supaya penanganan kebakaran lebih optimal,” imbuhnya. (mg4)
Diskusi tentang ini post