SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Seiring bertambahnya usia, anak pada umumnya akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik maupun struktur organ, seperti berat badan, panjang atau tinggi badan dan lingkar kepala.
Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan seorang anak dari mulai perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa dan interaksi sosial. Meski demikian, tidak semua anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang sama.
Beberapa orang tua merasa khawatir saat memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya ternyata berbeda dengan anak-anak seusianya. Pertumbuhan fisik terlihat lambat mulai dari masa pertumbuhan bayi. Hal ini terpantau dari perubahan secara fisik yang tidak sesuai dengan usianya.
Lambatnya perkembangan terlihat dari belum dapat berjalan, tidak merespon ketika diajak bermain, belum dapat berbicara maupun belum dapat menyusun benda mainan ke atas dan atau lainnya.
Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh, Kota Tangerang, dr Bonnie Arseno, Sp.A, menyebutkan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak yaitu dari fungsi otak, faktor genetik, nutrisi dan juga lingkungan.
“Perkembangan otak dimulai dari masa pembuahan, dari minggu ketiga dan keempat, berkembang kembali tiga sampai empat bulan hingga lima bulan dan seterusnya hingga bayi tersebut lahir. Dan itu akan terus berlangsung, saat itu lah dibutuhkan nutrisi yang adekuat, tinggi protein serta multivitamin (asam folat, zat besi) semata untuk perkembangan otak janin,” ujar dr. Bonnie Arseno, Sp.A.
Sementara, pemeriksaan perlu dilakukan secara rutin oleh seorang calon ibu dimulai sebelum menikah hingga saat mulai mengandung, contohnya untuk mengetahui kandungan darah merah dalam tubuh seorang calon ibu. Hal ini untuk mencegah kekurangan kadar darah merah untuk kelangsungan janin saat mengandung nanti, sehingga ibu tersebut tidak kekurangan sel darah merah yang berpengaruh pada pertumbuhan janin.
Untuk mengetahui apakah anak tumbuh berkembang secara normal atau tidak menurut dr. Bonnie Arseno, Sp.A perlu dilakukan skrining. Pemeriksaan dilakukan agar diketahui apa yang bermasalah dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
“Deteksi dini atau skrining dilakukan satu hingga tiga bulan sekali untuk bayi usia nol sampai satu tahun. Sedangkan untuk anak usia satu sampai tiga tahun bisa dilakukan pemeriksaan tiga hingga enam bulan sekali untuk mengetahui jika ada ketidak sesuaian dengan pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga dapat segera diatasi,” lanjut dr. Bonnie Arseno, Sp.A.
Untuk mengetahui respon bayi, stimulasi awal pada bayi disebutkan dr. Bonnie Arseno, Sp.A, dapat dilakukan oleh ibu dimulai saat menyusui dengan mengajak bicara atau mendendangkan lagu, dan saat itu bayi sudah bisa terlihat responnya.
Deteksi awal yang bisa dilakukan oleh orangtua dirumah adalah pada usia di atas empat bulan, bayi diharapkan sudah bisa memegang benda yang diletakkan ditangan dan tangan sudah tidak terkepal erat.
Apabila tangan tetap terkepal erat sudah menjadi tanda awal adanya ketidaknormalan perkembangan motorik halus pada anak. Selain itu juga apabila belum dapat menyusun benda-benda kecil seperti kubus pada usia 2 tahun merupakan tanda keterlambatan perkembangan motorik halus.
Kemudian apabila pada saat usia lima bulan bayi belum bisa berguling, usia enam bulan belum bisa menegakkan kepala, dan belum bisa duduk dengan tegak pada usia sepuluh hingga dua belas bulan, serta belum bisa berjalan sendiri pada usia delapan belas bulan, maka ada kecurigaan gangguan perkembangan motorik kasar pada anak.
Untuk mengetahui dini perkembangan bahasanya, dr Bonnie menyebutkan seorang anak pada usia 6 bulan jika dipanggil tidak menoleh atau tidak mencari sumber suara, usia 10 bulan tidak merespon ketika disapa, usia 12 bulan tidak babbling, menunjuk atau bermimik yang baik, usia 16 bulan belum ada kata yang diucapkan, usia 2 tahun belum ada kalimat yang terdiri dari dua suku kata, maka perlu segera diperiksakan ke dokter spesialis anak, karena dicurigai adanya keterlambatan perkembangan bahasa.
Sedangkan untuk mengetahui tanda keterlambatan perkembangan interaksi sosialnya, saat usia 3 bulan tidak ada senyum sosial, tidak ada tawa jika diajak bermain diusia enam hingga 8 bulan, tidak dapat ditenangkan atau dipeluk saat usia 12 bulan, serta tidak ada kontak mata pada usia berapapun, maka segera konsultasikan ke dokter spesialis anak terdekat. Dengan demikian, dr. Bonnie Arseno, Sp.A berpesan kepada orangtua untuk melakukan deteksi dini tumbuh kembang anaknya agar dapat diatasi sesegera mungkin untuk hasil luaran yang lebih baik. (rls)
Diskusi tentang ini post