SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Sejumlah nelayan kursin (berperahu kecil-red) di Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang mengeluhkan tidak adanya aturan baku terkait pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Labuan.
Ketiadaan aturan itu membuat banyak pengelola kapal pukat harimau yang bebas membeli solar dalam jumlah banyak meskipun mereka tidak menyumbang terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Tempat Pelelangan Ikan(TPI) II Labuan.
Akibatnya para nelayan Kursin di Labuan seringkali tidak bisa melaut akibat kehabisan stok solar. Para nelayan ini meminta agar Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten menyelesaikan persoalan tersebut.
Wakil Ketua Nelayan Kursin Labuan Suherman Pratama mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir banyak perahu arad dan apollo (pukat harimau) yang mengisi bahan bakar di SPBN. Sementara, mereka tidak pernah menyumbang PAD untuk Kabupaten Pandeglang.
“Banyak kapal arad dan apollo beli BBM di SPBN Labuan. Harusnya mereka tidak dilayani, karena memang enggak pernah ada menyumbang PAD walau satu rupiah pun. Tetapi ini mah malah dibebaskan buat ngisi BBM di sana,” katanya, Sabtu (1/7).
Suherman meminta kepada DKP Provinsi Banten agar mengeluarkan regulasi dan aturan yang jelas mengenai persoalan itu. Soalnya, selama ini banyak nelayan kursin yang menjadi korban akibat kehabisan pasokan BBM.
“Tolong ditertibkan, jangan dibiarkan bebas,” katanya.
Suherman juga meminta kepada pihak aparat penegak hukum (APH) agar melakukan penertiban terhadap kapal Arad dan Apollo, karena cara mereka menangkap ikan dengan menggunakan pukat harimau. Sementara, alat tangkap itu dilarang karena mengganggu biota dan terumbu karang.
“Karang-karang dan lainnya keangkut sama mereka, harusnya ada penertiban. Mereka biasanya nangkap ikan di perairan Selat Sunda. Jadi tolonglah persoalan ini bisa segera diselesaikan secepatnya,” katanya.
Pedro, seorang nelayan kursin mengaku kerap kehabisan pasokan BBM ketika mengisi di SPBN. Oleh karena itu, dia berharap agar persoalan tersebut segera diselesaikan. “Kalau selalu kehabisan stok, ya kita akan rugi karena enggak bisa nangkap ikan ke laut,” katanya.
Pengelola SPBN Teluk Udin mengaku tidak bisa berbuat banyak mengenai persoalan tersebut. Dia mengaku hanya menyediakan BBM bagi para nelayan.
“Kalau itu saya kurang mengerti, karena kami hanya menyediakan. Harusnya ke dinas (DKP Banten-red),” katanya mengakhiri pembicaraan. (mg4)
Diskusi tentang ini post