SATELITNEWS.COM, CIPUTAT—Angka stunting di Kota Tangerang Selatan kini berada di angka 9 persen. Tahun ini, Pemkot berencana menekan angka tersebut menjadi 8 persen. Untuk itu dibutuhkan berbagai langkah strategis.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kota Tangsel, Eki Herdiana menjelaskan pihaknya mematok target untuk menekan angka stunting turun sebesar 1 persen tahun ini. Hal tersebut akan terus diupayakan, meski jika merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) target tersebut telah tercapai.
“Target tahun ini kita turun 1 persen, dari 9 menjadi 8 persen. Kemudian tahun depan menjadi 7 persen. Mudah-mudahan bisa tercapai. Target kita sebenarnya di RPJMD itu sudah jauh tercapai. Targetnya 2024 itu 14 persen. Sama dengan target nasional. Tapi karena kita kemarin ngebut penurunannya, angkanya sekarang 9 persen turun dari 19,9 persen,” jelas Eki, Kamis (6/7).
Untuk mencapainya, kata Eki, diperlukan komitmen dari seluruh lapisan elemen masyarakat dan para pemangku kepentingan. Maka dari itu, Bappelitbangda Kota Tangsel akan mengajak seluruh stakeholder untuk saling bahu-membahu meraih target penurunan angka stunting di wilayah termuda se-Provinsi Banten ini. Salah satunya, yakni dengan memantapkan komitmen penurunan angka stunting melalui kegiatan Rembug Stunting.
“Dimulai dari Pra Rembug Stunting dulu, kita mengevaluasi program kegiatan yang berjalan terhadap stunting. Kemudian program untuk 2024 kita sempurnakan juga, ada penyempurnaan terhadap rencana. Kemudian, hari kedua kita lakukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan itu di Rembug Stunting ini,” paparnya.
Eki mengatakan bahwa untuk program ini berjalan lebih masif, pihaknya akan melibatkan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan juga instansi vertikal.
“Ini pola yang berbeda. Kita akan melibatkan Forkopimda. Kita ingin ada keterlibatan seluruh pemangku kepentingan. Karena ini juga program strategis nasional. Jadi nanti akan ada Bapak Asuh yang akan dibagi per kecamatan. Misal Pak Dandim di kecamatan ini, Pak Kapolres kecamatan itu. Nanti beliau memantau juga mana yang stunting nanti evaluasi ke lapangan juga,” tuturnya.
Selain dengan pola baru tersebut, lanjut Eki, pihaknya juga akan menambah lokasi fokus atau lokus di setiap daerah pada setiap tahunnya.
“Misalkan lokasi fokus dari 10 jadi 19 tahun ini, dan kita naikan lagi jadi 24 untuk 2024,” imbuhnya.
Berdasarkan data yang tercatat, Eki menyampaikan, untuk sejauh ini masih terdapat sejumlah kasus stunting di sejumlah wilayah.
“Di (Kecamatan-red) Setu dan Serpong Utara. Penyebabnya banyak, mungkin karena banyak pendatang. Misal yang ngekost, lalu kontrakan. Mungkin populasi bayi dan balitanya lebih banyak. Jadi ada beberapa Beberapa wilayah itu sudah ada kuning, yang harus hati-hati terhadap stunting. Kemudian paling baik Ciputat, dan Setu juga bagus penurunannya. Kami ada indikatornya, mulai dari hijau, kuning, oranye, sampai merah. Itu ada dasar perhitungannya,” paparnya.
Untuk itu, Eki mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama berkomitmen menurunkan angka stunting di Tangsel ini.
“Nanti para Camat dan Lurah itu harus tahu ke depannya, data di mana, di RT-nya siapa, ada datanya. Tapi Camat harus benar-benar mengetahui jumlah stunting, miskin, dan miskin ekstrem. Karena itu pasti beririsan, ada irisan,” tutupnya. (rmn/bnn)
Diskusi tentang ini post