SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Harga daging dan telur ayam hingga kini tak kunjung turun di Kota Tangerang. Sejumlah pedagang di Pasar Anyar, Kelurahan Sukaasih, Kecamatan/ Kota Tangerang pun resah. Pasalnya dengan tingginya harga ayam dan telur membuat dagangan sepi pembeli.
Diketahui, harga ayam dan telur merangkak naik pasca Lebaran Iduladha. Hal tersebut tentu membuat pedagang cemas lantaran omzetnya kini menurun yang disebabkan kurangnya minat masyarakat membeli ayam dan telur.
Salah seorang pedagang ayam boiler, Marianti mengaku saat ini harga ayam yang dijualnya mengalami kenaikan pasca Lebaran Iduladha dan hingga sampai saat ini harga ayam tersebut masih relatif tinggi. Harga ayam yang dijualnya saat ini berkisar Rp 43 ribu/Kg atau 1 ekor ayam boiler.
“Sebelum Lebaran Iduladha itu paling harganya enggak sampai Rp 40 ribu/Kg, tapi sekarang di atas Rp 40 ribu/Kg. Meskipun kadang turun tapi turunnya itu cuma sedikit, kadang turun seribu (1.000) kadang seribu lima ratus (1.500),”ungkapnya, Rabu (12/07/2023).
Ia menyebut dampak dari kenaikan tersebut membuat omzet penjualanya menurun. Pasalnya tingginya harga ayam membuat para pembeli enggan membeli ayam dan lebih memilih pangan lain untuk disantap sehari-hari. “Kalau dulu sih omzetnya ya bukan keuntungannya, itu bisa mencapai Rp 5 juta sehari, tapi kalau sekarang paling cuma Rp 2 jutaan. Tapi meskipun menurun saya tetap bersyukur karena masih cukup untuk makan sehari-hari,”ujarnya.
Menurutnya, penyebab dari kenaikan harga ayam lantaran naiknya harga pakan ayam sehingga ayam yang diproduksi itu menjadi berkurang. “Mungkin karena naiknya harga pakan ayam ya, jadi para peternak mengurangi ternakannya sehingga ayam yang beredar jadi sedikit. Dan kalau ayamnya sedikit sedangkan permintaanya banyak, maka harga ayam pasti naik,”katanya.
Sementara salah satu pedagang telur, Diego mengatakan harga telur yang dijualnya kini berkisar Rp 32 ribu/Kg. Harga tersebut bahkan terjadi sejak Lebaran Idulfitri hingga sampai saat ini. “Sebelum lebaran sih paling Rp 27 ribu atau 28 ribu, tapi setelah Lebaran naik 32 ribu dan harga itu konsisten sampai saat ini,”ucapnya.
Kata dia, kenaikan harga telur disebabkan banyaknya ayam betina yang terserang penyakit, sehingga banyak ayam yang mati. Hal tersebut sangat berdampak kepada penjualannya yang menurun. “Biasanya tuh omzetnya bisa mencapai 5 juta sehari tapi sekarang udah enggak sampai segitu,”sebutnya. Kedua pedagang tersebut berharap kepada pemerintah agar harga daging dan telur ayam kembali normal, sehingga tokonya bisa ramai kembali seperti biasanya. (mg05)
Diskusi tentang ini post