SATELITNEWS.COM, LEBAK— Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak terus fokus dalam upaya menurunkan angka stunting atau masalah gizi kronis akibat kekurangan asupan gizi dalam waktu yang panjang. Dengan program layanan air minum dan air limbah melalui kegiatan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) dan SPALD-S (Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat) diharapkan dapat menekan penyakit yang dapat mengganggu tinggi badan anak tersebut.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lebak, yang ikut terlibat dalam menekan penyakit tersebut, menyebut penanganan prevalansi stunting tentu tidak bisa hanya dilakukan oleh satu dinas. Namun membutuhkan peran serta dan kolaborasi dari beberapa organisasi perangkat daerah (OPD).
“Dinas PUPR melalui Bidang Cipta Karya ikut berperan aktif dalam upaya menurunkan angka stunting dengan cara meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan air minum dan air limbah melalui kegiatan SPAM dan SPALD-S,” kata Kepala Dinas PUPR Lebak, Irvan Suyatuvika, Selasa (25/07/2023).
Irvan mengungkapkan, dalam Bidang Cipta Karya tersebut terdapat tiga progam pembangunan yang tersebar di kawasan perdesaan maupun perkotaan. Di perdesaan, PUPR membangun SPAM melalui pembangunan broncaptering, pembangunan sumur dalam terlindungi serta pengembangan jaringan distribusi dan sambungan rumah (SR).
“Pembangunan ini memprioritaskan desa-desa dengan nilai prevelansi tinggi stunting yang belum punya layanan air minum dan masuk kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” ujar Irvan. Kegitan pembangunan SPAM jaringan perpipaan di kawasan perdesaan tersebut terdiri dari enam paket lokasi desa yang sumber dananya berasal dari APBD dengan total 541 SR dan 19 paket lokasi yang bersumber dana dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan total 2.723 SR terbangun.
Masih di kawasan perdesaan, PUPR melakukan perluasan SPAM jaringan perpipaan. Kegiatan dalam bentuk hibah air minum perdesaan ini melalui penambahan SR dengan lokasi sasaran desa yang belum memiliki layanan air minum dan merupakan MBR.
“Kegiatan ini terdiri dari tujuh paket lokasi desa dengan total 1.000 SR terbangun yang nantinya akan langsung diserahkan kepada kelompok swadaya masyarakat (KSM) untuk pengelolaannya. Ini yang kita harapkan masyarakat berperan dalam menjaga agar manfaatnya dapat dirasakan dalam waktu yang lama,” tutur Irvan.
Sementara di kawasan perkotaan, sambung Irvan, dilakukan pembangunan SPALD-S dengan rencana penanganan melalui pembangunan tangki septi tank skala individual perdesaan minimal 50 kepala keluarga (KK). Pembangunan ini pun menyasar desa-desa dengan nilai prevelansi tinggi stunting yang belum memiliki layanan air limbah dan MBR.
Kegiatan pembangunan sub sistem pengolahan setempat tersebut terdiri dari empat paket yang sumber dananya dari APBD dengan totak 223 SR dan 17 paket lokasi yang bersumber dari DAK dengan total 951 SR terbangun yang nantinya akan langsung diserahkan kepada KSM untuk mengelolanya. “Kami berharap melalui pembangunan infrastruktur khususnya pada Bidang
Keciptakaryaan yang berkualitas dapat menciptakan Kabupaten Lebak yang maju dan sejahtera. Untuk itu saya mengajak kita semua mendukung Pemkab Lebak dalam upaya meningkatkan SDM yang sehat supaya Lebak yang kita cintai bisa lebih maju dan sejahtera,” harapnya.
Menyikapi kebijakan tersebut, Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lebak, Ucuy Masyuri menyambut baik program tersebut. Menurut Ucuy selain menekan angka stunting, kehadiran air bersih bisa menanggulangi ketika daerah mengalami kekeringan.
“Semoga masyarakat dapat memanfaatkan program tersebut sebagai upaya dalam menekan angka stunting. Dan semoga kita harapkan angka stunting di Lebak bisa terus ditekan sehingga masyarakat lebak sehat,” pungkasnya.(mulyana)
Diskusi tentang ini post