SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Kegiatan Festival Al-Azhom Kota Tangerang banyak menyita perhatian para pengunjung. Mulai dari kuliner, UMKM, pameran artefak peninggalan Rasulullah, pameran seni budaya, lomba dengan tema keagamaan dan lainnya menjadi daya tarik masyarakat yang hadir.
Salah satunya adalah kegiatan diskusi antara pemateri dengan pengunjung yang hadir dengan tema Ngobrol Pintar Seni Menjaga Kebersamaan (Ngopi Senja) yang dilaksanakan dalam 7 kali pertemuan selama acara Festival Al Azhom berlangsung.
Diketahui, acara Ngopi Senja yang digelar setiap sore hari itu diinisiasi oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kader Ulama (LP2KU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang yang bekerjama sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang.
Berbagai materi menarik disajikan dalam diskusi tersebut. Di antaranya adalah materi tentang “Kemandirian Ekonomi Perempuan di Kota Tangerang” yang digelar pada hari ke-8 Festival Al Azhom. Materi tersebut disampaikan langsung oleh Lely Syafawi yang merupakan Dosen Ekonomi UNIS sekaligus anggota LP2KU MUI Kota Tangerang.
Menurut Lely, kegiatan diskusi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Khususnya warga Kota Tangerang dan diskusi tersebut bernuansa santai sehingga materi yang disampaikan mudah masuk dan dipahami oleh pengunjung yang hadir.
“Jadi kita ini juga merangkul temen-temen mahasiswa nih untuk diskusi di Festival Al Azhom dan untuk memeriahkan festival ini juga. Kita ngobrolnya juga santai gitu supaya ada yang masuk di pikiran kita-lah sesuatu yang positif dan karena kebetulan saya dosen di bidang ekonomi jadi materinya lebih kemandirian ekonomi,”ungkapnya, Selasa (25/07/2023).
Dalam materi yang disampaikannya, Lely mengatakan pada era saat ini, kemandirian ekonomi sangat lah penting, khususnya bagi kaum perempuan. Pasalnya masih banyak masyrakat yang berasumsi bahwa perempuan hanya mengerti soal pekerjaan rumah tangga saja.
“Kadang-kadang sebagian masih ada yang berasumsi bahwa perempuan tuh hanya sumur, dapur, kasur. Masih banyak yang bilang, “ngapain sih perempuan sekolah tinggi-tinggi” dan stigma itu masih melekat di kalangan masyarakat,”ucapnya.
Maka dari itu dalam acara Ngopi Senja, dirinya ingin mengedukasi masyarakat kaum perempuan untuk mandiri secara ekonomi. “Karena perempuan itu penopang pembangunan wilayah. Contoh secara data saja, dari seluruh UMKM di Indonesia, 65 persennya pengelola usaha itu perempuan yang bergerak. Tapi dari 65 persen itu hanya 25 persen yang memahami teknologi,”katanya.
Ia pun yang juga sebagai akademisi berharap kepada para perempuan untuk tidak terbelenggu oleh stigma-stigma buruk dan para laki-laki pun harus sadar bahwa saatnya perempuan itu berkembang. “Nah jadi harapan saya dalam diskusi ini supaya para pengunjung dan mahasiswa yang hadir dalam sesi ini, memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,”tukasnya. (mg05)
Diskusi tentang ini post