SATELITNEWS.COM, SERANG – Perjalanan jatuh bangun Bank Banten, begitu panjang. Pasalnya, sejak pertama didirikan pada tahun 2016 silam, bank plat merah ini lebih banyak meninggalkan kisah pilunya dibanding kisah sukanya.
Dari mulai dugaan korupsi kasus kredit macet sampai masuk pada perangkat status Bank Dalam Pengawasan Khusus (BDPK) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beberapa tahun lalu.
BDPK merupakan kondisi perbankan, yang tengah dalam permasalahan serius terkait dengan keterpenuhan permodalan.
Selama status ini, suatu bank tidak diperbolehkan melakukan transaksi sampai menyelesaikan permasalahannya paling lambat tiga bulan.
Jika dalam rentang waktu itu tidak bisa diselesaikan, maka berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 13/3/PBI/2011 tentang, penetapan status dan tindak lanjut pengawasan bank, BI berwenang melakukan pembekuan usaha tertentu paling lama satu bulan.
Situasi sulit itu, akhirnya bisa dilalui dengan baik oleh Pemprov Banten dengan melakukan penyertaan modal tambahan ke Bank Banten sebesar Rp 1.55 Triliun, dan akhirnya status Bank Banten kembali normal dan sehat.
Atas tambahan modal itu, saham Pemprov Banten yang semula hanya 51 persen kini bertambah menjadi 66 persen.
Tidak sampai di situ, di tangan dingin Pj Gubernur Banten Al Muktabar, kepemilikan saham di Bank Banten yang selama ini dipegang oleh PT Banten Global Development (BGD), akan diambil alih oleh Pemprov.
Dengan begitu posisi Bank Banten berada langsung dibawah pengawasan Pemprov Banten selaku Pemegang Saham Pengendali Terakhir (PSPT).
“Ini yang saya inginkan sejak awal. Namun karena waktu itu dibatasi kewenangan, sehingga baru sekarang bisa saya lakukan,” kata Pj Gubernur Banten Al Muktabar, saat menghadiri HUT ke-7 Bank Banten di Duta Indah Iconic Tower Kota Tangerang, Senin (31/7/2023) malam.
Proses pemisahan Bank Banten dari PT BGD itu merupakan proses panjang yang sudah ditempuh. Dalam waktu dekat, proses itu dipastikan akan selesai dan Bank Banten bisa mengembangkan usahanya lebih besar lagi.
Sebagai lembaga keuangan daerah, masyarakat Banten menaruh harapan besar atas asas kemanfaatan dari keberadaan Bank Banten, salah satunya dengan program bantuan penyaluran modal usaha.
Al mengungkapkan, Bank Banten ini sejatinya milik masyarakat Banten. Oleh karena itu, dirinya ingin masyarakat Banten menerima manfaat dari keberadaan Bank Banten ini.
Terlebih peran Bank Banten ini sangat central sebagai instrumen keuangan di daerah.
“Setidaknya Bank Banten ini harus bisa menjadi basis pembiayaan berbagai sektor usaha masyarakat Banten dengan mudah, murah, efesien dan terjangkau,” katanya.
Al melanjutkan, akan banyak manfaat yang dirasakan masyarakat ketika sektor usahanya terkoneksi dengan Bank Banten. Apalagi Bank Banten mempunyai banyak kantor cabang baik di dalam daerah maupun di luar.
“Dan inilah yang selalu mendapat perhatian bapak Presiden Jokowi kepada saya, mengembangkan sektor usaha Bank Banten agar bermanfaat bagi masyarakat luas,” ujarnya.
Saat ini, kata Al Muktabar, perkembangan usaha Bank Banten terus mengalami perbaikan. Jajaran direksi dan komisaris Bank Banten terlihat begitu serius dan bekerja keras untuk memajukan Bank Banten.
“Mudah-mudahan segala ikhtiar kita untuk menjayakan Bank Banten ini bernilai ibadah,” ungkapnya.
Perkembangan Bank Banten yang semakin baik ini, tambah Al Muktabar, selalu ia sampaikan juga kepada para tokoh pendiri Provinsi Banten yang terhormat Dalam berbagai kesempatan mereka selalu menanyakan perihal kondisi Bank Banten.
“saya jelaskan saat ini kondisinya sudah semakin membaik,” tegasnya.
Direktur Utama (Dirut) Bank Banten Muhammad Busthami menambahkan, perjalanan waktu telah mendewasakan Bank Banten.
Berbagai hantaman, badai dan gelombang permasalahan yang berkepanjangan pernah dilalui Bank Banten.
“Namun kami tidak putus asa dan menyerah untuk terus tumbuh. Kerja keras dari jajaran direksi dan komisaris, serta suport dari PJ Gubernur Banten Al Muktabar yang luar biasa terus memacu kami untuk memberikan yang terbaik bagi Bank Banten,” ujarnya.
Dari usaha itu, alhamdulillah saat ini buah manisnya sudah bisa dirasakan. Kebahagiaan dan kebanggaan sudah mulai terpancar, karen Bank Banten sudah mendapatkan keuntungan.
Berdasarkan catatan, sepanjang tahun 2023 ini Bank Banten mencatatkan laba kurang lebih Rp2,7 miliar. Angka tertinggi sepanjang sejarah berdirinya Bank Banten.
“Hal itu tidak terlepas dengan mengimplementasikan empat strategi utama yakni penguatan permodalan, perbaikan tata kelola, peningkatan bisnis dan peningkatan kompetensi SDM dan teknologi informasi,” ucapnya.
Terlebih, lanjut Bustami, kegiatan bisnis dan operasional Bank Banten juga didukung oleh 20 cabang termasuk 13 diantaranya berada di Banten, dan kantor cabang pembantu sebanyak 82 lokasi yang didukung oleh jaringan ATM di 192 titik.
“Dengan begitu, Bank Banten siap memasuki era digital banking. Produk dan layanan kita juga sudah disesuaikan dengan keinginan nasabah dan kemajuan IT,” pungkasnya.
Selain terobosan, lanjut Busthami, pengembangan bisnis juga sudah dilakukan, salah satunya dengan melakukan ekspansi menggarap potensi usaha di luar Provinsi Banten, termasuk juga mendapatkan teknikal asisten dari Bank Mandiri.
“Kami harap dengan terjalinnya kerjasama dengan Bank mandiri yang cukup besar ini, membawa dampak positif bagi perkembangan Bank Banten kedepannya,” ujarnya. (luthfi)
Diskusi tentang ini post