SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Jumlah wilayah yang mengalami kekeringan di Kabupaten Tangerang bertambah. Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat ada 11 kecamatan yang mengalami kekeringan. Namun kini, Kecamatan Tigaraksa yang merupakan ibu kota Kabupaten Tangerang yang di dalamnya terdapat Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang juga masuk dalam zona krisis air bersih.
Kepala BPBD Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat membenarkan sudah 12 kecamatan yang mengalami kekeringan di Kabupaten Tangerang. Bahkan, kata dia, tidak menutup kemungkinan jumlah tersebut akan terus bertambah, jika kemarau panjang akibat fenomena El-Nino ini tak kunjung berhenti.
“Dari 12 kecamatan yang mengalami krisis air bersih diantaranya, Kecamatan Jambe, Kemeri, Mekar Baru, Balaraja, Cisauk, Legok, Gunung Kaler, Kosambi, Panongan, Jayanti, Pakuhaji, dan Tigaraksa,” kata Ujat, Minggu (17/9/2023).
“Sebelumnya hanya ada 11 kecamatan yang mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih. Kini bertambah menjadi 12, karena masuknya Tigaraksa sebagai wilayah baru yang mengalami krisis air bersih,” sambungnya.
Menurut Ujat, laporan yang diterima BPBD dari seluruh kecamatan masih belum sepenuhnya masuk. Maka dari itu, jumlah yang ada saat ini tentunya akan terus bertambah. Dimana, kata dia, di setiap desa dari 12 kecamatan, ada ratusan KK yang mengalami krisis air bersih.
“Saya yakin ada penambahan, karena dari laporan seluruh kecamatan itu belum sepenuhnya diterima oleh kita. Walaupun saat ini ada 12 wilayah kecamatan yang sudah terdampak,” katanya.
Jumlah warga yang terdampak bencana kekeringan tersebut, diprediksi bisa mencapai ribuan KK. Apalagi prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan berlangsung sampai November 2023.
“Jumlah KK mencapai ribuan, yang terdiri dari puluhan desa/ kelurahan yang ada di 12 kecamatan tersebut. Seperti di Kelurahan Balaraja, Kecamatan Balaraja mencapai 1.024 KK, lalu di Desa Serdang Kulon Kecamatan Panongan ada 2.575 KK. Maka kalau dijumlah keseluruhan bisa mencapai ribuan KK,” kata Ujat.
Kata Ujat, saat ini BPBD Kabupaten Tangerang masih terus mengoptimalkan pendistribusian air bersih, yang berkoordinasi dengan PDAM dan PMI Kabupaten Tangerang untuk masyarakat yang terdampak kekeringan tersebut.
Diantaranya, dari PMI pada bulan Agustus 2023 15.000 liter untuk 370 KK atau 1.233 jiwa, di Desa Waliwis, Gandaria, dan Serdang Kulon. Lalu, untuk di bulan September 2023, sebanyak 5.000 liter telah didistribusikan kepada 200 KK atau 654 jiwa di Desa Kronjo. “Dari PDAM, pada bulan Juli 2023 4.910 m3 dan Agustus 4.365 m3 telah disalurkan,” ujarnya.
Selain itu, Kabupaten Tangerang juga sedang menunggu SK terkait status darurat kekeringan di Kabupaten Tangerang. Ujat menambahkan, akibat fenomena El-Nino ini juga ratusan hektare lahan tani dan persawahan mengalami kekeringan hingga fuso.
Ujat menjelaskan, berdasarkan data yang dihimpun BPBD jumlah keseluruhan lahan tani dan persawahan di Kabupaten Tangerang sebanyak 36.202 hektare. Standing corp 17.282 hektare, dan luas lahan yang mengalami kekeringan sebanyak 602 hektare.
“Rinciannya, kekeringan ringan 480 hektare, kekeringan sedang 67 hektare, kekeringan berat 20 hektare, dan kekeringan fuso 34 hektare,” pungkasnya. (alfian)
Diskusi tentang ini post