SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat kasus bunuh diri di tahun 2022 menyentuh angka 826 orang. Jumlah ini meningkat 6,37 persen dibandingkan 2018 yang berjumlah 772 kasus. Kementerian Kesehatan RI pun sudah menyatakan Indonesia sudah darurat Kesehatan Mental.
Sebenarnya, apa yang menyebabkan seseorang memilih untuk bunuh diri? Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, RS Sari Asih Karawaci, Kota Tangerang, dr. Uliandri Amrullah, SpKJ, menyebutkan kecenderungan seseorang untuk melakukan bunuh diri adalah masalah yang sangat kompleks dan multifaktor.
Banyak faktor yang dapat berkontribusi terhadap risiko bunuh diri, dan seringkali lebih dari satu faktor yang terlibat. Ada beberapa faktor risiko utama yang dapat memengaruhi seseorang cenderung untuk melakukan bunuh diri:
- Gangguan kesehatan mental: Gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar, dan skizofrenia dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
- Riwayat keluarga: Jika seseorang memiliki anggota keluarga yang telah melakukan bunuh diri, risikonya bisa lebih tinggi.
- Stres dan tekanan: Situasi atau peristiwa stres berat seperti kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai, perceraian, atau masalah keuangan dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
- Riwayat kekerasan atau pelecehan: Orang yang mengalami pelecehan fisik, emosional, atau seksual dalam hidupnya memiliki risiko lebih tinggi.
- Riwayat percobaan bunuh diri sebelumnya: Jika seseorang pernah mencoba bunuh diri sebelumnya, risiko untuk mencoba lagi bisa lebih besar.
- Isolasi sosial: Merasa terisolasi atau kesepian tanpa dukungan sosial yang memadai dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
- Akses ke metode bunuh diri: Ketersediaan alat-alat atau metode bunuh diri seperti senjata api atau obat-obatan tertentu juga dapat meningkatkan risiko.
- Penyalahgunaan zat: Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan juga dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
- Perasaan putus asa: Merasa sangat putus asa, tanpa harapan, atau tidak mampu mengatasi kesulitan dalam hidup dapat memicu pemikiran bunuh diri.
- Gangguan tidur: Masalah tidur, termasuk insomnia, dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
“Bunuh diri tidak terjadi hanya karena satu faktor tunggal. Biasanya, ada kombinasi faktor yang mempengaruhi seseorang,” ujar dr. Uliandri Amrullah , SpKJ.
Kesehatan jiwa adalah hal terpenting dalam hidup, maka dari itu kita harus merawat dan menjaga jiwa kita. Jiwa yang sehat adalah kunci kebahagiaan. (rls/dm)
Diskusi tentang ini post