SATELITNEWS.COM, PEKANBARU—Cawapres nomor urut 3 Mahfud Md mengingatkan para pejabat dan aparat negara agar hati-hati dalam menjalankan tugasnya. Hal itu disampaikan dalam acara silaturahmi dengan para tokoh adat, tokoh masyarakat, dan pemuda di Kota Pekanbaru, Riau, Senin (29/1/2024).
“Kepada aparat kepada pejabat hati-hati, kehidupan ini selalu berputar, tidak ada kehidupan yang statis. Anda dulu tidak berkuasa, sekarang Anda berkuasa, besok tidak akan berkuasa lagi, mungkin diperpanjang lah1 periode, mungkin ini, bisa. Kehidupan berputar, betapa orang hebat tiba-tiba ditangkap masuk penjara kan,” kata Mahfud Md.
Dia mengatakan pesan itu ditujukan untuk seluruh pejabat dan aparat. “Polisi juga, jaksa juga, hati-hati. Bupati, gubernur, DPR, hati-hati. Kehidupan itu berputar. Kalau Anda sudah tidak berkuasa, sekarang sewenang-wenang, dicatat oleh rakyat, dicatat oleh rakyat, Anda tidak akan punya harga diri nanti sesudah kembali ke masyarakat kalau sekarang berlaku sewenang-wenang, merampas hak rakyat, hati-hati,” ujarnya.
Mahfud mengajak para tokoh dalam silaturahmi itu untuk mengingatkan warga mencoblos sesuai hati nurani. Hal itu dilakukan agar pemilu berlangsung luber dan jurdil.
Di sisi lain, Mahfud mengatakan bahwa praktik pemerasan tak hanya dialami oleh pihak swasta. Antarpegawai pemerintahan juga saling peras.
“Antar pegawai pemerintah juga saling peras. Makanya banyak yang ditangkap. Pak Mahfud, anda bohong. Berani nggak anda katakan? berani. Kemarin Pak Jokowi itu mengumpulkan orang di Sentul, para pejabat mulai dari Kejaksaan Tinggi, Kejaksaaan Negeri, Kepolisian, Bupati, Gubernur berkumpul di sana,” kata Mahfud.
Dia menyebut mengapa pertemuan itu diadakan. “Karena ada laporan seperti itu. ‘Pak kami ini, sedang ngerjakan proyek diperiksa, sesudah selesai dengan jaksa datang polisinya, sesudah datang polisinya datang BPK, semua mau meriksa, padahal ini belum selesai’ kan tidak boleh. Ini, Pak, harus ditertibkan, sehingga pada waktu itu makanya saya katakan ini, pada waktu itu karena saya hadir dan saya tahu kenapa Pak Jokowi mengundang para jaksa, para polisi, bupati, gubernur, diberi tahu jangan suka menggigit,” imbuhnya.
Dia mengaku juga mengusulkan pemecatan seluruh pegawai lama dalam pemerintahan untuk mengatasi praktik pemerasan. Namun, usul itu tak terlaksana karena kepemimpinan Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, berakhir.
“Nah ini pak, rakyat ini, rakyat yang harus melakukan gerakan untuk itu. Caranya gerakan rakyat itu apa? Pemilu dengan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil itu akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang baik,” ujarnya. (bbs/san)
Diskusi tentang ini post