SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Sebanyak 18.032 personel gabungan akan dikerahkan untuk mengamankan tempat pemungutan suara (TPS) di Kabupaten Tangerang pada 14 Februari mendatang. Hal tersebut terungkap dalam rapat forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) di Gedung Serba Guna (GSG) Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang, Selasa (30/1).
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Tangerang Agus Suryana mengatakan menyatakan 18.032 orang itu nantinya akan disebar ke masing-masing TPS. Mereka bertugas mengamankan jalannya pemungutan suara pada 14 Febuari mendatang.
Dia menyampaikan langkah tersebut merupakan tindak lanjut Surat Edaran Kemendagri nomor 300.2/239/SJ Tentang Peningkatan Kesiapsiagaan Satuan Polisi Pamong Praja dan Satuan Perlindungan Masyarakat dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta pelindungan masyarakat dalam rangkaian pelaksanaan Pemilu 2024.
“Akan kita kerahkan, 18.032 personel gabungan untuk mengamankan tiap TPS. Saya berharap pemilu tahun 2024 di wilayah Kabupaten Tangerang bisa berjalan dengan baik dan transparansi serta masyarakat bisa menyambut pesta demokrasi ini dengan meriah dan aman,” ujar Agus, Selasa (30/1).
Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Tangerang, Rudi Lesmana mengatakan pihaknya berperan dalam mengawal proses politik di tingkat daerah. Kesbangpol juga memastikan bahwa Pemilu 2024 berlangsung dengan transparansi, keadilan, dan keamanan yang tinggi.
“Kami juga akan terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, seperti aparat kecamatan dan kelurahan, untuk memastikan pelaksanaan Pemilu 2024 yang sukses,” kata Rudi Lesmana.
Ketua KPU Kabupaten Tangerang, Muhammad Umar mengatakan selain gangguan keamanan dan ketertiban umum, penyelenggaraan Pemilu 2024 juga memiliki potensi gangguan bencana alam. Diantaranya banjir, longsor, kebakaran, dan angin puting beliung.
Namun, kata Umar berdasarkan laporan yang ada, baru satu titik yang dinyatakan bahaya potensi banjir. Yaitu, wilayah Gelam Jaya, Pasar Kemis.
“Kalau berdasarkan laporan, baru satu titik yang memiliki ancaman banjir. Yaitu wilayah Gelam Jaya, Pasar Kemis. Rencananya, nanti akan dipindahkan lokasi TPS-nya, namun masih menunggu laporan dari tim,” katanya.
Saat disinggung terkait aplikasi penghitungan suara yaitu Sirekap, yang mengandalkan sinyal, Umar menjelaskan sebanyak 28 kecamatan dipastikan aman terhadap gangguan sinyal. Sementara, satu kecamatan lainnya yaitu Gunung Kaler memang dinyatakan sulit mendapatkan sinyal.
“Dari 29 kecamatan yang sulit mendapat sinyal hanya 1. Yaitu, Kecamatan Gunung Kaler. Hal itu telah kita laporkan ke KPU Pusat,” tukasnya.
Untuk mengantisipasinya, kata Umar, wilayah yang dinyatakan sulit mendapat sinyal bisa melakukan penghitungan suara secara manual terlebih dahulu. Setelah itu, barulah menggunakan aplikasi sirekap, setelah mendapat sinyal.
“Jadi bisa manual. Nanti, sambil mencari sinyal, baru diupload melalui si rekap, ” tukasnya. (alfian)
Diskusi tentang ini post