SATELITNEWS.COM, LEBAK—Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak melakukan upaya peremajaan terhadap penerangan jalan umum. Salah satunya dengan pergantian mode biasa ke smart LED. Hal itu dilakukan seiring bengkaknya pembayaran listrik hingga mencapai Rp 980 juta/bulan.
“Setelah kita melakukan pendataan ada sekitar 3.000 PJU yang tersebar di Kabupaten Lebak. Itu yang punya kabupaten ya. Itu pembayarannya secara abonemen yang nilainya mencapai Rp 980 juta itu per bulan,” kata Kepala Dishub Lebak, Rully Edward saat ditemui di Kantor Terminal Sunan Kalijaga, Kecamatan Rangkasbitung, Selasa (5/3/2024).
Rully mengungkapkan, soal pembayaran yang mencapai Rp 980 juta tersebut, Dishub melakukan pendataan ulang dan ternyata banyak item yang sudah mati namun dalam tagihan masih tertera. Sehingga, kebijakan untuk tidak membayar pun dilakukan. “Ada sekitar Rp 50 juta yang kita tidak bayarkan. Kenapa? Karena tadi itu, di dalam tagihan tertera tapi di lapangan PJU tersebut mati atau sudah tidak ada,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi bengkaknya anggaran biaya pembayaran listrik (untuk PJU) maka tahun 2024 ini, Dishub Lebak menganggarkan pembelanjaaan untuk PJU baru smart LED yang bersumber Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Lebak, senilai Rp 444 juta lebih. “Ya tahun 2024 ini kita anggarkan belanja PJU baru smart LED smart system. Nilainya Rp 444 juta lebih dengan total 94 PJU tersebut,” jelas mantan Camat Cibadak dan Bojongmanik tersebut.
Rully tak menampik di Lebak banyak PJU yang kondisinya mati. Bahkan di wilayah kota pun demikian. Maka, pada pengadaan PJU baru smart LED ini dirinya bakal fokus melakukan pemeliharaan dan peremajaan di wilayah kota, sebelum ke daerah. “Untuk saat ini pemasangan baru sebagian kawasan kota salah satunya di Jalan Sunan Kalijaga, saya inginkan memaksimalkan di kota dulu,” ujarnya.
Saat disinggung kenapa memilih PJU smart LED smart system. Padahal, PJU bertenaga surya jauh lebih murah dalam pemeliharan ketimbang LED. Rully menyatakan selain penerangannya lebih tajam (led), PJU tenaga surya mahal). “Betul contoh jalan provinsi itu hampir semua menggunakan PJU tenaga surya dan betul pemeliharannya lebih murah. Akan tetapi, kita ambil LED karena penerangannya lebih tajam dan meminimalisir pencurian,” tuturnya.
“Kalau berbicara permohonan itu kalau di total ada sekitar 800 unit, namun tadi itu keterbatasan anggaran ya kita hanya mampu merealisasikan 94 item,”timpal Rully saat disinggung ada di tahun ini usulan PJU dari masyarakat.
Warga Rangkasbitung, Nazmudin menyambut baik peningkatan dalam menerangi jalan di wilayah kota. Sebab, kata Nazmudin matinya lampu PJU bisa memicu tindak kejahatan jalanan. “Saya harap dengan peningkatan PJU ini bisa memberikan kenyamanan bagi masyarakat dan meminimalisir kejahatan jalan yang kerap terjadi,” imbuhnya. (mulyana)
Diskusi tentang ini post