SATELITNEWS.COM, SERANG – Sejumlah pedagang sembako di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang, mengeluhkan pembatasan penyaluran beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Padahal dengan adanya beras SPHP itu, menjadi pilihan masyarakat di tengah kondisi harga beras premium yang masih cukup tinggi.
Selain itu, dengan stok beras SPHP yang mencukupi, diyakini akan bisa cepat menstabilkan harga beras premium di pasaran. Sebab secara stok beras SPHP sendiri masih mencukupi untuk beberapa bulan kedepan.
Andi, seorang pedagang sembako di PIR mengaku, akhir-akhir ini dirinya belum berani untuk kembali membeli beras premium, lantaran para pelanggannya lebih banyak yang memilih beras SPHP yang notabenenya lebih murah.
“Tapi itu tadi, karena stoknya dibatasi sehingga lebih sering kita kehabisan,” kata Andi, Kamis (14/3/2024).
Diakui Andi, dirinya mendapatkan stok beras SPHP itu setiap satu minggu sekali. Dimana dalam sekali pengiriman, ia menerima sebanyak 2 ton. Jumlah itu hanya bisa bertahan beberapa hari saja, dan Ketika kosong mau tidak mau ia hanya bisa menjual beras premium.
Saat ini, untuk harga beras premium ia jual Rp16.000/kg, sedangkan untuk yang medium atau SPHP itu ia jual perlima kilo yakni Rp54.000. menurut Andi, jika saja stok beras SPHP itu tidak dibatasi, sepertinya harga beras prmium juga akan turun.
“Makanya saya belum berani ngambil beras premium lagi, karena takut nanti harganya turun,” ujarnya.
Atas kondisi itu, Andi berharap, pemerintah bisa menambah stok beras SPHP yang dikucurkan ke pedagang. Apalagi saat bulan Ramadhan ini kebutuhan masyarakat akan beras cukup tinggi dari pada bulna-bulan lainnya.
“Karena dengan adanya beras SPHP itu harga bisa terkendali,” ucapnya.
Asesmen SCPP Bulog Drive Serang Rizal mengungkapkan, pihaknya mengakui untuk penyaluran beras SPHP ke pedagang itu dibatasi 2 ton perminggu. Namun demikian, para pedagang bisa Kembali mengambil ke Bulog jika stok yang diberikannya itu sudah habis.
“Tidak harus seminggu sebenarnya. Mereka bisa mengambil lagi kalau sudah habis. Memang jatahnya sekali ambil itu 2 ton,” katanya.
Hal itu, kata Rizal, semata karena kebijakan Bulog yang mengatur demikian. Tapi kebijakan itu sifatnya tidak mengikat penuh, bisa direalisasikan karena khawatir kalau lebih dari itu kondisi kiosnya tidak muat.
“Stok kita insya Allah aman sampai dua bulan kedepan. Ada sekitar 4.100 ton di Gudang kita,” ujarnya. (luthfi)
Diskusi tentang ini post