SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Sebanyak 71,2 persen pemilih di Pilpres 2024 puas dengan penyelenggaraan pemilu 2024. Sementara sebanyak 59 persen pemilih Anies-Muhaimin dan 67 persen pemilih Ganjar-Mahfud tidak puas terhadap penyelenggaraan Pemilu 2024.
Angka tersebut merupakan hasil temuan survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI).
“Pada hari H pemilu yaitu 14 Februari tingkat kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemilu itu mencapai 94%, kemudian ketika survei pasca pemilu yaitu menjelang akhir Februari 2024, LSI menemukan tingkat kepuasan turun menjadi 84%, sebulan kemudian tingkat kepuasan terhadap penyelenggaraan pemilu turun menjadi 71,2%,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam rilis survei virtual, Kamis (18/4/2024).
Jayadi juga menjabarkan hasil survei kepuasan terhadap pemilu berdasarkan pemilih paslon pilpres dan partai politik. Pemilih pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md cenderung tidak puas dengan penyelenggaraan pemilu.
“Yang menarik adalah kalau tingkat kepuasan dikaitkan dengan dukungan pemilu yang lalu. Kita lihat di sini untuk Pilpres, pemilih Anies-Muhaimin lebih banyak yang tidak puas dengan penyelenggaraan pemilu, yaitu 59 persen menyatakan tidak puas. 41 persen menyatakan puas,” ujar Djayadi dalam jumpa pers virtual, Kamis (18/4).
“Nah 03 sama dengan 01, cenderung mengatakan tidak puas dengan penyelenggaraan pemilu. 67 persen pemilh Ganjar-Mahfud itu tidak puas dengan penyelenggaraan pemilu, hanya 34 persen yang nyatakan puas,” katanya lagi.
Djayadi menjelaskan, untuk pemilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, ada 86 persen pemilih yang puas dengan penyelenggaraan Pemilu 2024. Adapun Prabowo-Gibran memang ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2024.
Oleh karena itu, Djayadi mengatakan, tingkat kepuasan pemilih tersebut bersifat partisan sesuai dengan nasib jagoannya masing-masing jika ditarik dari segi pilihan politik di Pilpres 2024.
“Yang pemilih Prabowo, karena Prabowo menang, maka cenderung menyatakan puas. Demikian juga dengan pemilih 01 dan 03, karena 01 dan 03 kalah dalam pemilu maka ketidakkepuasannya menjadi jauh lebih tinggi daripada yang puas,” ujar Djayadi.
Survei LSI digelar pada 7-9 April 2024. Wawancara dilakukan via telepon. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). Sampel sebanyak 1.213 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Adapun margin of error survei ini diperkirakan lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Di sisi lain, Survei LSI menunjukkan tingkat kepuasan kepada kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) stabil di angka 76,2%. “Di sini kita temukan sebulan setelah survei pascapemilu itu 76,2% publik yang di survei menyatakan puas terhadap kinerja presiden, ada 23% yang menyatakan tidak puas,” kata Djayadi.
Djayadi kemudian menjabarkan alasan responden menyatakan puas dan tidak puas. Salah satunya terkait penerimaan bantuan dari pemerintah atau bantuan sosial.
“Alasan puas itu masih sama dengan sebelumnya, yaitu pembangunan infrastruktur, kinerja secara umum sudah bagus dan bantuan terhadap rakyat kecil, termasuklah yang diperdebatkan di MK itu yaitu bansos,” katanya.
“Alasan tidak puas itu antara lain karena merasa tidak mendapatkan bantuan, yang lain adalah soal harga kebutuhan pokok meningkat,” imbuhnya.
Djayadi mengatakan tingkat kepuasan kepada Jokowi seusai pemilu relatif stabil. “Kalau kita lihat trennya, tren tingkat kepuasan kepada presiden dari Januari 2024 itu menurun ke angkat 75% di akhir Januari, lalu sampai sekarang angkanya stabil di kisaran 75-76%, tidak ada peningkatan, tidak ada penurunan. Ini saya kira sejalan dengan penilaian terhadap kondisi ekonomi maupun kondisi hukum yang terlihat tidak mengalami perbaikan yang signifikan,” katanya.
Berikut ini jawaban responden atas pertanyaan: Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, atau tidak puas sama sekali dengan kinerja Presiden Joko Widodo?
Sangat puas 14,1%, Cukup puas 62,1%, Kurang puas 16,7%, Tidak puas sama sekali 6,3%, Tidak jawab/tidak tahu 0,8%
Sementara itu tren kinerja presiden: 7-9 April 76%, 19-21 Februari 75%, 5-6 Februari 75%, 23-24 Januari 80%, 10-11 Januari 83%, Desember 2023 76%, Oktober 2023 70%. (bbs/san)
Diskusi tentang ini post