Rasa percaya diri terpancar dari wajah Savia Aulia Rachmawati ketika tampil pada pembukaan Pekan Olahraga Paralympic Pelajar Daerah (Pepaperda) VIII Banten di Tangerang Convention Center, pada Selasa (2/7). Keterbatasan fisik tak membuat sinden cilik itu minder saat tampil di hadapan pejabat dan kontingen peserta event tingkat provinsi tersebut. Bagaimana kisahnya?
Laporan HAFIZ ALFIKAR, Tangerang
Savia Aulia Rachmawati punya cita-cita yang tinggi meski terlahir tanpa kaki kiri dan tangan kirinya. Dia ingin menjadi seorang pesinden papan atas. Meski berbeda dari anak-anak pada umumnya, Savia tak pernah mengeluh.
Siswa berusia 12 tahun itu baru saja lulus SD di Yadika 3 Ciledug. Safiya tinggal di Perumahan Graha, Kelurahan Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.
Aktivitas sehari-hari Savia sejatinya normal seperti anak-anak pada umumnya. Bermain, belajar dan bersekolah di SD umum bersama dengan anak-anak normal lainnya. Bahkan, secara akademis, Savia memiliki kecerdasan di atas rata-rata dibandingkan teman sebayanya.
Sejak kecil, dia memang senang menyanyi di hadapan teman dan keluarganya. Kemudian bakat terpendamnya itu dilatih secara terus menerus hingga pada akhirnya bisa tampil di event-event besar seperti pentas wayang kulit Dalang Ki Warseno Slank di Solo, April lalu.
Yang terbaru, Savia tampil di pembukaan Pekan Paralympic Pelajar Daerah VIII Banten di Tangerang Convention Center, pada Selasa (2/7). Ia sukses menyedot perhatian tamu undangan atas penampilan memukaunya.
Dalam acara tersebut, Ia tampil bersama rekan-rekan disabilitas dengan berbagai jenis keterbatasan fisik lainnya. Mereka kompak dalam penampilannya tanpa terlihat kesulitan apapun.
“Aku senang bisa tampil nyanyi di acara besar seperti Pepaperda ini,” kata Savia, Selasa (2/7).
Anak bungsu dari dua bersaudara itu berharap ke depan bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan bisa membanggakan orang tua. Serta bisa menjadi penyanyi hebat kelak dewasa nanti.
“Meski fisik aku ini memiliki keterbatasan, aku tetap semangat dan menurut aku Allah tidak pernah membuat produk gagal,” ujarnya.
Nina, ibu Savia, menilai bahwa anaknya itu selalu ceria dan percaya diri melakukan aktivitas sehari-harinya. Sehingga, rasa percaya dirinya itu membuat Nani bangga kepada Savia.
“Kami sebagai orang tua, hanya bisa memberikan support terhadap apa yang Savia inginkan. Potensi dan bakat dia menyanyi kita fasilitasi agar kelak menjadi pesinden terkenal,” ucapnya.
Nina juga berpesan kepada seluruh orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus untuk tidak malu dan terus melakukan yang terbaik bagi anak-anaknya.
“Kita sebagai orang tua jangan pernah malu, karena anak-anak itu adalah emas. Tidak ada ciptaan Tuhan yang gagal. Mereka punya hak yang sama dengan anak-anak lainnya,” tuturnya.
“Untuk anak-anak berkebutuhan khusus, semoga mereka sukses di bidangnya masing-masing dan bisa mandiri di atas kakinya sendiri,” harapnya. (gto)
*Berita ini telah mengalami perbaikan data.
Diskusi tentang ini post